Jumat, 27 Februari 2009

MENGANDAIKAN SURGA PENDIDIKAN

Judul : Summerhill School : Pendidikan Alternatif yang Membebaskan

Penulis : A.S Neill

Penerjemah : Agung Prihantoro

Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta

Tebal : 356

Sulit membayangkan ada suatu institusi pendidikan yang memberi kebebasan sepenuhnya kepada peserta didik. Dimana mereka bebas melabrak semua aturan dan ketertiban dengan catatan tidak menggangu orang lain, sehingga sekolah menjadi tempat wisata dan rekreasi bagi para peserta didik. Mungkinkah sekolah seperti itu kita temukan? Bagi kita itu mungkin hanya mimpi, ternyata di Inggris kurang lebih 86 tahun yang lalu sekolah seperti itu dipraktikan. Sekolah itu bernama Summerhill yang didirikan oleh A.S. Neill pada 1921 di Jerman yang kemudian pindah ke Inggris. Sekolah revolusioner ini membebaskan siswa-siswinya hidup sesuka mereka selama tidak mengganggu orang lain. Mereka bebas bermain-main sesuka mereka, berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Mereka boleh mangkir dari pelajaran-pelajaran yang ditawarkan sekolah. Fasilitasnya pun lengkap: kolam renang, bengkel kerja, laboratorium, ruang kesenian, ruang teater, alat musik, perpustakaan, dan ladang.

Surga pendidikan ini telah melahirkan banyak alumni yang sukses secara psikologis, ekonomis, akademis, sosiokultural, dan politis. Mereka menjadi insinyur, dokter, dosen, pemusik, pengusaha, mekanis, koki, dan segala macam propesi yang berpikiran maju dan terbuka, jujur, tekun, optimis, dan bahagia.(lih sinopsis)

Hal ini menarik untuk menjadi bahan kajian dan renungan semua pihak terutama bagi mereka yang terjun sebagai praktisi pendidikan. Selama ini kita mengukur target pencapaian mutu pendidikan dengan patokan nilai angka, contoh kasus yang relevan, digulirkannya pemberlakuan UN (Ujian Nasional), yang mencuatkan banyak problem. Pro dan kontra pun menyembul kepermukaan. Bagi mereka yang pro mungkin alasannya bahwa diberlakukannya UN itu sebagai parameter target pencapaian sehingga memungkinkan evaluasi dan peningkatan mutu pendidikan. Namun yang kontra memiliki pisau analisa yang berbeda, karena pemberlakuan UN memicu banyak problem, bukan saja guncangan psikologis anak didik yang di hantui ketidaklulusan, para guru pun dibuat resah apabila banyak murid yang tidak lulus itu berimbas terhadap citra buruk sekolah, tak ayal membuat para pengasuh anak didik (para guru) ini menghalalkan segala cara untuk meminimalisir ketidaklulusan anak didiknya.

Kita kembali ke Summerhill School. Ide kebebasan yang ditawarkan A.S Niell bisa menjadi pertimbangan untuk menata sistem pendidikan masa depan yang lebih mencerahkan. Dalam bab 2 buku ini A.S. Niell berkeyakinan bahwa anak pada dasarnya memiliki sifat bawaan bijaksana dan realistis, selama dibiarkan begitu saja tanpa arahan apapun dari orang dewasa, anak akan berkembang dengan sendirinya sejauh kemampuannya. Logikanya Summerhill adalah suatu tempat yang didalamnya anak-anak yang, misalnya memiliki kemampuan bawaan dan keinginan jadi sarjana akan menjadi sarjana; sementara yang cuma cocok menjadi tukang sapu jalanan akan menjadi tukang sapu jalanan. Namun menurut pengakuan Niell sejauh ini mereka belum pernah menghasilkan tukang sapu jalanan, bukan karena menyombongkan diri, sejatinya kami lebih suka sekolah yang mencetak tukang sapu jalanan yang bahagia daripada sekolah yang menghasilkan sarjana neurotik.(lih:43-44)

Akan lebih banyak lagi ide gila yang kita temukan disetiap lembaran kertas buku ini dan satu kalimat yang bisa mewakili adalah “Kebebasan” bebas memilih dan menentukan jalan hidup yang hendak ditempuh karena apapun yang dipaksakan itu hanya akan mencuatkan ketakutan, kebencian, dan sikap munafik yang penuh kepura-puraan. Pada akhirnya tidak ada ide yang cemerlang yang terbebas dari kritik dan saran namun buku ini sangat menarik untuk menjadi bahan kaji-uji yang mengajak kita berpikir ulang tentang pendekatan yang selama ini kita terapkan dalam mengasuh anak (mengelola sistem pendidikan).

Anas Nasrudin

learning freelance community

Obrolan Menjelang Senja

Hari itu ba’da ashar disalah satu saung/warung Pantai Karang Songsong tepatnya Desa Cibobos 30 Km sebelah Timur pusat Kota Kecamatan Malingping terdengar obrolan hangat antara pemilik warung dengan beberapa pengunjung yang dari penampilannya menandakan bukan penduduk lokal, mungkin mereka datang dari luar kota yang sengaja refreshing menikmati indahnya pantai menjelang senja.

“Ngomong-ngomong sudah berapa lama bapak jualan disini?”Tanya salah seorang pengunjung yang berbadan agak tambun sambil nyeruput kopi

“Ya udah lamalah pak, mungkin sudah hampir separo usia saya, saya habiskan di tempat ini. Soalnya orang seperti saya ini SD saja nggak lulus ya mau kerja apa lagi” matanya menerawang menerobos rimbun pepohonan disekitar pantai yang dilatar-belakangi oleh cahaya merah keemasan

“Udah lama juga ya pak! Tapi anak-anak bapak sekolah kan pak?” seru pengunjung lain yang duduk disebelah sitambun.

“Alhamdulillah anak-anak saya, semuanya saya sekolahkan semampu saya, saya hanya memiliki 2 orang anak, yang perempuan setelah lulus SMP saya nikahkan, karena saya harus membiayai kakaknya yang hendak melanjutkan kuliah. Anak saya yang pertama itu sudah lama kuliah, kuliahnya lambat karena mesti diselingi dengan cuti sebab kadang saya tidak mampu tuk biaya bayar semesterannya .ia jarang sekali pulang. pernah ia pulang dan menceritakan pengalamannya selama cuti sambil nyari kerja diperantauan menurutnya ia selalu disegani dan dihormati saat memperkenalkan diri berasal dari Banten saya juga nggak ngerti apa penyebabnya hingga Banten bisa disegani?” jawab sipenjaga warung akhirnya curhat panjang lebar.

“Apa mungkin karena seni debusnya yang terkenal itu ya pak?” sitambun dan teman disebelahnya serempak berkomentar seolah tahu betul seni debus yang ada didaerah Banten.

Begitulah sepenggal cerita yang mungkin sering kita dengar. Tak terasa usia Banten sudah berumur 8 tahun. Ibarat anak kecil umuran segitu lagi Neuheur-neuherna[1] atau selalu haus dengan rasa ingin tahu dan pengalaman. Umur segitu umur yang lucu dan mengemaskan namun kadang bisa bandel dan menjengkelkan. Begitulah umur Provinsi Banten kita tercinta, tentu ada kebanggaan dan kejengkelan, kita akan bangga dengan raihan prestasi yang digapai namun akan jengkel bahkan geram ketika melihat kemerosotan.Citra positif yang diberikan oleh orang lain bukan tanpa alasan sebab Banten sekalipun Propinsi ini baru berusia 8 tahun ia memiliki asset kekayaan alam yang begitu kaya dan beragam yang tersebar hampir di setiap Kabupaten yang kalau di kategorikan sebagai berikut: kategori alam: pantai, pulau, kawasan gunung, cagar alam, air terjun, pemandian dan danau, kategori sejarah dan budaya: situs sejarah dan budaya, mesjid, keraton, benteng, makam raja-raja/ tempat ziarah, monumen dan museum. Kategori wisata buatan: pusat perbelanjaan, agrowisata, bangunan bendungan, kawasan pelabuhan, sarana olahraga, kategori kehidupan masyarakat: atraksi kesenian, dan kerajinan tradisional. Belum lagi dalam bidang industri kita memiliki krakatau steel yang sedang menjadi incaran banyak investor asing. Namun terkadang orang lebih mengenal ilmu kebathinan dan seni debusnya saja. Hanya itu yang membuat orang menaruh hormat kepada kita. Padahal seiring perkembangan zaman lambat laun orang akan lebih percaya dengan kemajuan saint ketimbang hal-hal mistis. apakah kita akan mengulang nasib penjaga pantai yang hidup statis dan tertinggal hingga untuk membiayai anak-anaknya mengenyam pendidikan saja harus peras keringat banting tulang. Kita boleh bangga dengan kekayaan alam yang kita miliki namun semua itu tidak berarti apa-apa apabila tidak diiringi dengan kemajuan sumberdaya manusianya yang bisa diandalkan. Banten ibarat memiliki mobil mewah namun tidak memiliki sopir yang bisa mengendalikannya. Akankah semua asset yang kita miliki akan kembali dikuasai oleh orang asing? Masihkah penjajahan dimasa lalu akan terulang? Semua jawaban itu ada dikita terutama generasi muda, apabila generasi muda masih bermalas-malasan berpangku tangan ya bukan tidak mungkin kita akan kembali terjajah. Belum terlambat untuk bebenah. Apakah kita tidak malu dengan slogan yang sering terdengar diradio bahwa Banten didalamnya terdapat kota santri dan seribu kyai? Itu artinya kita memiliki tradisi keilmuan sejak zaman dulu, kita memiliki ribuan pondok pesantren yang mewadahi proses pembekalan kesiapan mental dan keilmuan. Kita mengenal cendikiawan muslim yang mendunia seperti Syech Nawawi Al-Bantani. Namun sekarang bukan saatnya untuk bernostalgia, Syech Nawawi adalah inspirasi buat kita, kalau beliau mampu mengungguli keilmuan di masanya dan bisa dikenal begitu luas hingga mendunia dan dikenang hingga sekarang, kenapa kita tidak membuktikannya bahwa kehebatan beliau tidak terhenti sampai disitu tetapi kita sebagai cucu keturunannya mesti menunjukan pada dunia bahwa diprovinsi ini akan hadir Nawawi-Nawawi yang lain yang akan dikenal menjadi kebanggaan masyarakat Banten, siapakah itu? Tanya pada diri sendiri apa yang telah kita lakukan untuk membangun banten? Wallahu’alam.



[1] Dari bahasa sunda yang menunjukan sikap aktif dan penuh rasa ingin tahu.

TENTANG BAKAT

Paradigma tentang bakat sudah waktunya direvisi, menyedihkan tatkala seseorang didiskreditkan dengan dalih tidak berbakat, kesempatan untuk mencobapun raib, yang tinggal hanya pemahfuman terpaksa dan pasrah pada nasib.Bisa berkembang syukur, tidakpun tak apa, toh memang tidak berbakat, aduh kasihan betul. Dalam hal ini bakat dibedakan dari spesialisasi termasuk yang berjalin kelindan dengan pemosisian dalam dunia kerja pada umumnya.

Dikalangan orangtua misalnya, tanpa sadar seringkali begitu cepat memberi label anak A berbakat seni, anak B tidak, dan seterusnya sehingga perlakuan pada anakpun menjadi selektif, ada anak yang mendapat porsi kesempatan lebih banyak sementara yang lain diabaikan.

Contoh konkret tersebut tak terkecuali juga merambah pada dunia pendidikan. Berapa persen siswa suatu sekolah punya kesempatan mengekplorasi bakat-bakatnya? Paling-paling tak lebih dari 10 hingga 25 persen, selebihnya dipendam atau mengembangankan dengan cara sendiri yang belum tentu terarah dengan baik, hingga manfaatnya juga nihil.

Definisi bakat yang ditegakkan dalam koridor gugus utama umumnya mengaju pada dua pemahaman. Bakat adalah bawaan, given from God dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan diseantero jagat raya ini telah memilki bakat berupa anugrah Cuma-Cuma dari Tuhan.

Kiat mengenal empat karunia (4 endowment) atau bakat alami yakni kesadaran diri (self awareness), imajinasi (creative imagination), hati nurani (conscience), dan kehendak bebas (indefendent will). Tanggung jawab utama manusia sebagai penerima mandat itu adalah memberdayakan keempat bakat alami atau talenta, atau karunia tersebut secara maksimal dan optimal. Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antaralain aptitude, talent/talenta, intelligence/intelegensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya.

Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsur bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang. Yakni kecerdasan, kreativitas, dan tanggungjawab.

Kecerdasan beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan peranti atau test psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi, aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numerik, kemampuan dasar teknik dan daya ingat.

Kreativitas menurut Guilfird (1956) dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non aptitude antar lain tempramen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas.

Tanggungjawab merupakan pembuktian atau tindakan nyata dari kecerdasan dan kreativitas seseorang terkait dengan pemberdayaan dirinya serta kontribusi bagi kehidupan sosial dan kemanusiaan.

Pendekatan lain mengatakan bakat adalah kondisi seseorang yang dengan suatu pendidikan dan latihan memungkinkan mencapai kecakapan, pengetahuaan dan keterampilan khusus.

Dalam hal ini bakat merupakan interseksi dari factor bawaan dan pengaruh lingkungan, jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus jika dididik dan dilatih bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan bimbingan bakat itu akan mati tidak berguna.

Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam keterampilan tertentu, demikian menurut Tedjasaputra, MS (2003). Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. Gardner (1993) mengganti istilah bakat dengan kecerdasan saat mengusung teori kecerdasan jamak atau multiple intelligensi yang cukup banyak dipakai.

Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang yakni logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily-kinesthetic, inrerpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini menjadi pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik yang berbeda. Orang tidak dapat dipaksa berprestasi diluar bakat khusus yang paling menonjol pada dirinya.

B. Konsep Keberbakatan

Dari pengalaman banyak orangtua yang tergabung dalam komunitas milis anakberbakat@yahoogroups.com, merasa sedih mengadapi anak-anaknya. Saat masih balita banyak yang mendapat diagnonis autisme atau ADHD. Menerima berbagai terapi dan obat-obatan, kenyataannya saat beranjak umur ia mempunyai prestasi yang baik dibeberapa bidang keilmuan, hobi yang sangat baik dalam musik, menggambar dan desain.

Ia pun keluar dari kriteria sebagaimana diagnosisnya. Beberapa diantaranya memang masih mengalami kesulitan yang perlu penanganan khusus karena mngalami learning disabilities (gangguan belajar), ketertinggalan perkembangan sosial, dan masalah emosinal.

Ambil contoh Tomo, putra dari ibu Wasitowati dari Tegal, masa kecilnya yang terlambat bicara pernah dianjurkan operasi telinga untuk implantasi cochlea. Karena tidak mempunyai uang operasi itu tidak dilaksanakan. Kemudian ia dianjurkan masuk asrama anak bisu-tuli di Wonosobo.Karena si ibu merasa kasihan, ia mencari opini lain, tapi Tomo mendapat diagnosis lain, bukan tuli karena memang mulai bisa bicara saat usia 4 tahun, diagnosis berganti dengan autisme dan harus mendapat terapi.
Saat berusia 5 tahun sekali lagi ia menjalankan test psikologi pada seorang psikolog yang menspesialisasikan pada anak gifted, nyatanya ia memiliki potensi giftedness (keberbakatan) dengan inteligensia sangat baik yang selama ini tidak menjadi pertimbangan. Kini ia duduk di sekolah dasar dengan prestasi yang baik. Mengingat hal ini, bu Wasitowati selalu saja menarik napas, ngenas.

Kisah seperti ini bukan hanya melanda Indonesia, tetapi hampir menyeluruh diseluruh dunia. Disetiap kongres dan seminar internasional tentang gifted children selalu saja dihadirkan sesi yang membicarakan kekeliruan diagnosis ini. Usulan agar perkembangan anak-anak ini menjadi diagnosis pembanding gangguan perkembangan autisme atau ADHD, selalu saja dikumandangkan oleh banyak psikolog terkenal di dunia. Tetapi hingga kini belum ada kriteria pembanding yang di gunakan oleh pihak psikiatri, yang pada akhirnya anak-anak ini bila masuk keruang dokter atau psikolog klinik akan mendapat diagnosis itu.

Mengapa hal ini terjadi? Dimana peranan psikolog sebagai propesi yang semestinya mampu mendeteksi sedini mungkin agar musibah kesalahan dignosis dapat dihindari? Dari sisi deteksi anak gifted, keribetan ini, awalnya adalah dari konsep gifted yang selama ini digunakan berdasarkan teori The Three Ring dari Renzulli (Amerika) bahwa seorang anak gifted adalah yang mempunyai inteligensia di atas rata-rata (di atas 130); motivasi dan komitmen terhadap tugas yang tinggi;serta kretivitas yang tinggi.

Konsep ini juga masih digunakan dalam pengembangan anak-anak berbakat (gifted) Indonesia. Dalam konsep ini, anak gifted adalah yang mempunyai prestasi baik dan ber-IQ diatas rata-rata. Anak gifted muda terutama highly gifted mempunyai tumbuh kembang yang krusial yang dalam berbagai tesnya tidak mungkin mencapai itu semua karena tengah berkembang. Ia mengalami ketidak sinkronan perkembangan yang dapat memungkinkan berbagai perkembangannya mirip dengan berbagai gangguan prilaku, emosional, bahkan gangguan mental, bahkan giftednessnya tertutupi oleh masalahnya.
Hal serupa pernah terjadi di Belanda tahun 1970-an saat diagnosis minimal brain damage tengah trendi. Anak-anak itu masuk dalam panti-panti, pusat revalidasi, atau sekolah-sekolah khusus untuk anak yang sangat bermasalah, saat dilakukan evalusi inteligensia, anak-anak ini mempunyai giftedness yang tidak pernah menjadi bahan pertimbangan. Sejak itu dilakukan penelitian panjang terhadap anak-anak ini yang hasilnya melengkapi teori renzulli menjadi Triadik Renzulli-Monks yang dipublikasikan tahun 1986.

Dengan adanya teori ini, konsep gifted berubah, ia menjadi konsep multidimensional dan dinamis karena menyangkut selain perkembangan inteligensia (kognitif) juga karakteristik personalitasnya, tumbuh kembangnya dan lingkungannya,
Perubahan lain juga menyangkut yang semula giftedness sebagai produk kini giftedness sebagai potensi, potensi ini tidak akan terwujud jika tidak didukung oleh lingkungan bagaimana mendeteksi dan menanggapinya, pengasuhan dalam keluarga, dan pendidikan disekolahnya.

Kini konsep ini telah digunakan oleh banyak negara maju di dunia dan deteksi dimulai sedini mungkin saat sebelum usia taman kanak-kanak, tanpa harus menunggu bahwa ia telah mampu menjalankan tes IQ yang aturannya dilakukan di atas 6 tahun.
C. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Bakat Siswa.
Sebelum menyindir masalah terkait dengan peranan sekolah dalam pengembangan bakat/kreativitas siswa ada baiknya kita menyimak pernyataan Niell sang pelopor sekolah bebas Summerhill school, ia berujar:
Sejumlah penulis coba menilai pemikiran-pemikiran saya dan penerapannya, seringkali dengan asumsi bahwa saya adalah seorang guru. Saya dikritik karena tidak memberikan sumbangan apapun bagi para guru, karena saya tak menawarkan solusi bagi sekolah-sekolah yang terlalu banyak muridnya dan acap kasar. Karena saya tidak suka dengan organisasi, ujian atau metode pengajaran. Kritik-kritik ini tepat andaikata saya adalah guru- yaitu orang yang memberikan ilmu pengetahuan, membentuk karakter, dan membimbing para murid.

Saya menolak disebut sebagai guru dalam pengertian sekarang yaitu dewa palsu. Dia menjadi fokus, memerintah dan dipatuhi, menjatuhkan hukuman, dan memonopoli pembicaraan.Saya lebih senang disebut sebagai orang yang sepenuhnya percaya pada manusia. Saya meyakini bahwa perkembangan emosi anak akan jauh lebih penting ketimbang kemajuan intelektualitasnya, saya berusaha memperlihatkannya dengan selaksa pesimisme bahwa sekolah-sekolah pada umumnya mangabaikan emosi anak dan membiarkan emosi mereka dipengaruhi oleh pihak-pihak luar: pers, kata-kata dan gambar-gambar vulgar dari radio dan TV, setumpuk majalah yang selalu menggiring pembacanya untuk memperoleh nilai sempurna, guru-guru tak dapat melihat kayu dibalik pepohonan, kayu yang berarti kehidupan yang jembar terbebas dari pembentukan karakter.

Dari pernyataan Niell diatas kita mencium keteguhan Niell dalam mempertahankan ide sekolahnya yang memberi kebebasan penuh pada para peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing, ia menyayangkan sikap para guru yang dingin dan mastautin dimenara gading.

Peranan sekolah hingga detik ini masih banyak dipengaruhi oleh landasan lama, yang menganggap pembelajar sebagai konsumen, berdasarkan prestasi individu, pengkotak-kotakan (orang dan pokok masalah), kontrol birokrasi terpusat, guru sebagi pelaksana program, belajar bersifat verbal dan kognitif. Sudah saatnya kita beralih kelandasan baru yang lebih mencerahkan. Yang memposisikan pembelajar sebagi kreator, didasarkan pada kerjasama dan prestasi kelompok, kesalingterkaitan, belajar sebagai aktivitas pikiran/tubuh, dan program belajar yang menyediakan lingkungan belajar yang kaya pilihan dan cocok untuk seluruh gaya belajar.

Pengembangan bakat yang optimal dan maksimal pada akhirnya hanya akan terwujud jika sekolah membuka peluang seluas-luasnya terhadap minat dan bakat murid yang kaya warna. Sebagian besar pendidikan di sekolah tidaklah berguna, hanya buang-buang waktu, energi, dan kesabaran. Pendidikan sekolah merampok hak anak untuk bermain, bermain, dan bermain, dan membebani anak. Pendidikan tak memperhitungkan motivasi anak, kehendak mereka untuk bermain, keinginan mereka untuk bebas, untuk menghindari pembentukan karakter oleh orng dewasa yng bahkan tak tahu bagaimana dirinya harus hidup. Sekolah yang baik yaitu sekolah yang bebas dan mencerahkan adapun metode dan caranya tidak ada hasil final mesti mengikuti konteks dan perkembangan peradaban umat manusia yang sarat dengan percepatan.

REFERENSI


Niel, AS, Summerhill School Pendidikan Alternatif yang Membebaskan, (Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta 2007)
Meir, Dave. The Accelerated Learning Handbook (Bandung: Kaifa 2002
http//www.sinarharapan.co.id/0701/26/ipt02.html
http://www.vitriyaenpa.com/articles/16/1/tidak-ada-orang-yang-tak-berbakat/page1. html

MERETAS BUDAYA LITERASI

MERETAS BUDAYA LITERASI
Oleh : Anas nasrudin*

Suasana perpus tampak sepi pengujung, hanya terlihat beberapa orang mengitari koleksi buku tuk mencari referensi, dikursi baca ada dua orang mahasiswa bercakap-cakap ringan sambil sesekali melihat-lihat judul buku yang tergeletak dimeja,
Odi : Jo….. cepat keluar yu….., aku ga tahan ni puanaaas….. mana koleksinya itu-itu aja dari dulu ga banyak bertambah
Ijo : Sabar sih…. Bentar lagi nih…. aku mau nyelesai’in rangkumanku dulu tanggung dikit lagi.(tangannya terus bergerak sibuk menulis)
Odi : Ya udah aku tungguin tapi jangan lama-lama lu….! aku mau bikin tugas dari referensi buku-bukuku aja-lah disini susah nyari referensi lu liat aja stempelnya aja bekas peninggalan para senior kita, itu artinya yang kita baca buku-buku lama warisan para senior kita. Sementara kampus diluar sana pelayanan perpusnya sudah menggunakan system digital.
Ijo : Gimana mau bertambah die? orang yang baca aja kurang…. Mahasiswa disini kan masuk perpus hanya ada tugas doang…..
Odi : Benar juga apa yang lu bilang tapi kan mestinya ada upaya tuk budayakan literasi, kalau nggak kampus ini bisa mati kan katanya perpus itu jantungnya kampus,
Ijo : Udahlah die kita kekostan aja aku dah selesai nulis ni. aku juga nggak ngerti akan kondisi kampus kita…..
Dari percakapan dua sahabat diatas nampak suasana kekesalan sekaligus harapan. kesal akan keadaan dan berharap datangnya perubahan, karena semestinya budaya literasi (baca-tulis) menjadi bagian aktivitas yang mengitari kehidupan keseharian kampus, perpus adalah jantung kampus, apabila jantungnya mati maka matilah kehidupan kampus. Membudayakan kebiasaan baca-tulis memang cukup kompleks. Mesti ada sinergisitas antara peminat baca dengan koleksi buku yang tersedia, semakin banyak peminat baca semakin banyak khasanah pustaka yang diperlukan, sayangnya di kampus kita peminat baca menjadi minoritas, terpinggirkan mayoritas yang berpenampilan modis. Yang dalam bahasa teman-teman saya secara becanda mereka mengatakan kampus kita dijangkiti virus pensilisme (budaya pensil) mending kalau yang dimaksud pensil disini adalah budaya tulis-menulis, ini lain, tapi mode atau style jelana jeans beagie ekstra ketat, hal ini bukan berarti mereka yang modis kurang doyan baca hanya masalah perbandingan budaya yang lebih dominan, mereka juga pasti berkeberatan apabila diklaim tidak suka baca, karena mereka juga sering nongkrong diruangan perpus tapi menurut pandangan saya sebagian besar dari mereka (mahsiswa pada umumnya) hanya mau mampir ke perpus saat mendapat tugas dari dosen selebihnya tidak tahu, hanya segelintir orang yang masuk perpus tanpa embel-embel tugas dalam artian karena memang keranjingan membaca, kadang saya berpikir bagaimana caranya membudayakan kebiasaan literasi itu?
Berbagi Pengalaman
Kemudian saya berkenalan dengan bukunya Hernowo sang General Manager Editorial Mizan yang berjudul Mengikat Makna. Isinya sangat menggigit berisi tentang pengalaman beliau sehari-hari berurusan dengan teks demi teks disetiap lembaran kertas dan usaha beliau untuk menularkan kebiasaan baca tulis kepada khalayak. Sebelum kata pengantar yang ditulis oleh Haidar Bagir untuk bukunya itu dilembar sebelumnya Hernowo mengutip pernyataan S.T. Hayakawa yang berkata “Dalam makna sesungguhnya sebenarnya orang yang membaca kepustakaan yang baik, telah hidup lebih daripada orang-orang yang tak mau dan tak mampu membaca – adalah tak benar bahwa kita hanya punya satu kehidupan yang kita jalani. Jika kita bisa membaca, kita bisa menjalani berapa pun banyak dan jenis kehidupan seperti yang kita inginkan”. Hal ini senada dengan pendapatnya Barbara Tuchman masih dalam buku yang sama, Tuchman mengatakan “Buku adalah pengusung peradaban. Tanpa buku, sejarah menjadi sunyi, sastra bisu, ilmu pengetahuan lumpuh, serta pikiran dan spekulasi mandek”.
Untuk memecut kita keranjingan membaca rasanya saya perlu membagikan pengalaman saya dengan koleksi yang saya baca, selain beberapa buku yang saya miliki, saya tak pernah ketinggalan untuk membeli Koran tempo terutama minggu ke-4 disitu ada bonus suplemen RUANG BACA, dari situlah biasanya saya memunggut informasi tentang perkembangan dunia literasi. Dalam RUANG BACA Januari 2006 Hal:11 dicerita sampul diliput beberapa profil para penulis muda diantaranya Ahmad Ataka Awwalur Rizki, Stanley Timotius Kurnia, dan WD Yoga.
Awwalur Rizki adik kita ini dengan tubuhnya yang mungil tinggi 127 cm dan berat 25 kg sepertinya tak pantas duduk dikelas 2 SMP 5 Yogyakarta yang berarti sekarang sudah kelas 3 sebab waktu ditulis dikoran waktu tahun 2006 dan sekarang waktu saya menulis tulisan ini penghujung tahun 2007. Remaja ini mulai menulis karena gemar membaca, Ataka terpikat dengan buku sejak duduk di sekolah dasar. Semua majalah anak-anak yang dibelikan orang tuanya selalu dibaca tuntas. Komik-komik mulai dijarah. Tapi novel ia baca agak lambat. Baru kelas 4 sekolah dasar.
Ini dimulai setelah ia kurang puas menonton film Harry Potter di VCD. Ia meminta ayahnya membelikan buku laris itu. Dipikir berbentuk komik, seperti yang biasa ia baca, ternyata tidak. “kok isinya tulisan tok? Wah coba saya baca, dan ternyata saya suka,” katanya.
Imajinasinya terus muncul sejak kelas lima sekolah dasar ia mulai gemar menulis. Dengan tulisan tangan karena belum memiliki komputer dan tinggal di satu desa di Banyuwangi, Jawa Timur belum di Jogja seperti sekarang.
Kelas enam mulai menyusun Misteri Pedang Skinheald, kelar setahun kemudian saat sudah berganti seragam menjadi biru. “soalnya menulisnya nggak setiap hari” katanya.
Naskahnya ia tulis tangan. Ayahnya, Taufiqqurahman, membawa keseorang teman yang anggota Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan teman itu menawarkan ke penerbitan. jadilah buku itu dijaul.
Sebagai bocah kelas 2 SMP atau kelas 3 sekarang tentu saja senang sudah bisa menghasilkan uang dari keringat sendiri. Uang itu pun dibelanjakan dengan baik “sebagian royalty saya berikan orang tua, sebagian lagi untuk beli buku menambah buku-buku koleksi buku-buku bacaan saya” katanya.
Yang kedua S.T Kurnia seperti penulis lain Stanley memulai dari kesukaan membaca sejak sekolah dasar. “Saat duduk dikelas satu sekolah dasar, saya membaca 100 buku dalam setahun,”katanya. Berarti, jika dihitung rata-rata ia melahap satu buku setiap tiga hari sekali. Padahal beberapa bukunya bukan yang enteng. Misalnya Narnia karya C.S Lewis atau buku-buku Tolkien. Malah karya Shakespeare pun ia gemari.
Dari proses pembacaannya itu ia diberi bekal untuk menulis ketika SMU Pelita Harapan tempat sekolahnya meminta setiap siswa membuat proyek pribadi yang sulit. Stanley pun memilih menulis novel berbahasa inggris ala Lord of the Rings dengan judul The Corruption. Ia mengunakan bahasa inggris bukan tuk sok inggris karena memang dia kurang begitu mahir menggunakan kosa kata bahasa Indonesia karena semenjak kecil hingga remaja dia tinggal di Amerika.
Dahsyatnya Pengaruh Buku
Luarbiasa bukan…..?! mereka yang masih remaja sudah berkarya yang jadi pertanyaan kita kapan? Ternyata proses baca-tulis (budaya literasi) juga investasi yang menjanjikan. Saya mengenal ruang baca diberitahu mamang saya beliaulah yang selalu memotivasi saya tuk konsisten membaca dan lincah menulis. waktu itu ruang baca yang pertama kali saya dapat berjudul “Buku yang Membunuh”. Isinya sungguh mengedor-gedor kesadaran saya. Misalnya bagaimana Mark Chapman membaca buku The Catcher of the Rye sehingga ia terdorong membunuh John Lennon. Ia sangat terobsesi oleh tokoh rekaan Salinger, Holden Caulfield, dan ia mengidentifikasi dirinya dengan tokoh ini. Tidak cukup sampai disitu Timothy McVeigh mungkin terilhami atau menemukan pembenaran setelah membaca Turner Diaries sehingga ia mengebom gedung federal di Okhlahoma. Adapun The Catcher buku ini banyak disoroti oleh karena teksnya yang mengusung api kemarahan di sejumlah negara di AS buku ini masuk dalam daftar terlarang untuk dibaca. Antara lain, karena bahasanya yang kasar – bahasa kemarahan.
Bukankah membaca itu aktivitas yang luar biasa berharga. saya yang duduk disudut kamar kost-an misalnya bisa berfantasi mengembara berkelana melintasi ruang dan waktu. Hingga wajar saja Tuhan menurunkan wahyu-Nya kepada Muhammad pertama kali yakni intruksi membaca, membaca dengan menyertakan Tuhan disetiap pembacaan. Masih lekat dalam ingatan ketika Pak Budi menceritakan bagaimana seorang Buya Hamka ketika diundang menyaksikan pameran lukisan banyak orang mengira beliau akan pergi pulang ketika melihat lukisan didepan pintu masuk galeri sebuah lukisan telanjang bulat. Tapi ternyata beliau berlama-lama mengamati lukisan itu sehingga memicu rasa penasaran para wartawan, ketika beliau ditanya hal itu beliau mengatakan bahwa beliau bukan terpesona oleh lukisannya, yang beliau lihat adalah keindahan Tuhan yang telah memberikan kemampuan luar biasa kepada pelukis sehingga mampu membuat lukisan itu. Itulah yang saya pahami membaca dengan menyertakan Tuhan. membaca juga tidak terbatas kepada kumpulan teks, tetapi semuanya adalah perpustakaan besar yang disediakan Tuhan untuk kita baca, “Ibu , kau adalah buku yang belum habis kubaca” begitulah Radhar Panca Dahana mengawali tulisannya dikolom RUANG BACA edisi 43 oktober 2007.
Membaca Sebuah Keharusan
Ketika orang diluar sana sudah merancang buku digital sehingga sebuah buku bisa dinikmati dengan perangkat pemutar CD yang bisa didengar melalui earphone, kita disini membaca buku berbentuk naskah saja begitu berat, apalagi saat disuruh menulis ibarat seorang ibu yang susah payah melahirkan anaknya, membaca dan menulis menjadi sesuatu yang berat dan melelahkan, hal itu terjadi karena dari semenjak sekolah dasar hingga perguruan tinggi masyarakat kita tidak terbiasa membudayakan keprigelan baca tulis. Sekedar mampu membaca dan menulis sudah dirasa cukup dan melupakan proses membaca secara kreatif. Membaca kreatif yang saya maksud adalah proses baca yang diikuti perang intelektual (memperkaya wacana untuk menyuburkan khasanah keilmuan) melalui proses kreatif penulisan. Kalau zaman pendahulu kita Al-Ghazali misalnya membuahkan karya monumental yang masih hidup sampai sekarang dengan bukunya yang populer Ihya Ulumuddin (kebangkitan agama). Dan masih banyak lagi karya-karya yang menyejarah. Seandainya budaya literasi itu dihilangkan apa yang bisa kita gali dan pelajari sekarang?. Kita mesti mewariskan kepada generasi setelah kita ilmu yang dapat dipelajari. Mula- mula kita menulis agar bisa hidup, akhirnya kita menulis agar tidak mati (carlos fuetes).
Andrea Hirata dalam bukunya Laskar Pelangi menulis proses belajar dan membaca dengan tokoh lintang seorang ilmuan miskin namun jenius

Lintang hanya dapat belajar setelah agak larut karena rumahnya gaduh, sulit menemukan tempat kosong, dan karena harus berebut lampu minyak. Namun sekali ia memegang buku, terbanglah ia meninggalkan gubuk doyong berdinding kulit itu. Belajar adalah hiburan yang membuatnya lupa pada seluruh penat dan kesulitan hidup. Buku baginya adalah obat dan sumur kehidupan yang airnya selalu memberi kekuatan agar ia mampu mengayuh sepeda menentang angin setiap hari. Jika berhadapan dengan buku ia akan terisap oleh setiap kalimat ilmu yang dibacanya, ia tergoda oleh sayap-sayap kata yang diucapkan oleh para cerdik cendikia, ia melirik maksud tersembunyi dari sebuah rumus, sesuatu yang mungkin tak kasat mata bagi orang lain. (Lih 100-101).

Semoga senarai tulisan sederhana ini melecut semangat kita untuk menjadikan budaya literasi sebagai budaya bangsa sehingga Indonesia memiliki sumberdaya manusia yang seimbang dengan kekayaan sumberdaya alamnya yang terkenal sebagai jamrud khatulistiwa.Wallahu’alam.[]

*Penulis adalah mahasiswa IAIN Semester V Jurusan PAI B
Tinggal dikomplek KPKN ciceri serang






Referensi :

Hernowo. Mengikat Makna, Bandung : Kaifa Mizan 2002 cet IV
Hirata,Andrea. Laskar Pelangi, Yogyakarta : Bentang 2007 cet XIV
PROSA : Oposisi, Seks, Amerika, Jakarta : Metafor 2002
RUANG BACA Edisi 43 Okt 2007

MERETAS BUDAYA LITERASI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah
Seni Pengembangan Seni dan Budaya dalam PAI







Oleh:

ANAS NASRUDIN
NIM: 05212777



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
SERANG 2007

Rabu, 25 Februari 2009

AIKA ZAHRA

Ke-1

Wajahnya terlihat ditelungkupkan ke kedua belah lengannya yang berada diatas meja panjang. Aku yang duduk disampingnya benar-benar resah, takut dan mengkhawatiri keadaannya, dua kali didepan mataku dia pernah ambruk pingsan. Bayang-bayang kejadian itupun membuatku semakin panik.
“ Aika kenapa……, Aika nggak apa-apa kan?” aku bertanya untuk mengusir rasa kekhawatiran.
“ Ga….,ga apa-apa ko Tes, Aika cuma aga sedikit lemes.” Jawabnya. Wajahnya masih dibiarkan tertelungkup tak menolehku.
“ Ya udah kita pesan makanan ya…..?”
“ Bu…. Gado-gadonya dua sedang …..”
“ Tetes…..,katanya mau ngajarin Aika statistik sok atuh ajarin, Aika akan dengerin.” Buku statistik yang lem dari sampulnya sudah pada lepas diserahkan kepadaku.
Tiba-tiba datang seorang gadis berkaos merah teman lamaku sewaktu di SMU Sophie namanya. Akupun semakin khawatir pada Aika, kali ini aku khawatir ia cemburu aku nggak mau menyakiti hatinya karena aku tahu ia begitu mencintaiku, setelah bertegur sapa denganku Sophie berbicara setengah berbisik mendekat ketelingaku
“ Tes…., itu siapa?” mukanya menoleh kearah Aika
“ ohhh….. teman……,teman dekat” aku menyesal hanya menjawab teman dekat kenapa nggak aku bilang pacar aja sekalian …. He…he…
“ oh….iya Tes…. Gimana dengan kabar Burqa…?”
“ Nggak tau Pie Tes dah jarang komunikasi”
Pikiranku melayang mengingat sosok Burqa yang sudah lama kukenal. Tanpa sadar aku membanding-bandingkannya dengan sosok Aika. Aika dan Burqa adalah dua sosok perempuan luarbiasa dari merekalah aku belajar untuk tidak menyerah pada situasi dan keadaan apapun. Kebaikan dan kekuatan keduanya dalam memegang prinsif sulit dicari tandingannya. Namun ada nilai plus untuk Aika, Aika lebih lembut dan perhatian kepadaku dengan kata lain Aika selalu ada untukku, tanpa kusadari cintaku pada Burqa telah direbut oleh sosok Aika.
“ Hei….ko bengong?” suara Aika membuyarkan lamunanku, setelah selesai makan dan bayar aku bersama Aika melintas menyebrang jalan, terus berjalan menembus lahan pekuburan umum yang dipadati rumput ilalang setinggi punggung orang dewasa.

***

Aku berdiri mematung disamping Aika yang nampak bingung disamping jalan, jalanan didepanku terlihat sedikit macet
“ Aika tau ga tempatnya?” tanyaku pada Aika yang terlihat sedikit bengong
“ Di Cipare kan dekat kantor polisi…..?” ia malah balik bertanya kepadaku
“ Ya udah Tetes antar ya?” aku nggak tega biarin Aika jalan sendirian apalagi kondisinya kurang fit.
Aku bersama Aika bergegas menyebrang jalan dan menyetop mobil, mobil yang kami tumpangi sepi penumpang. Aku dan Aika duduk berhadap-hadapan, sepanjang perjalanan aku terus memperhatikan Aika yang lebih banyak menunduk walau aku tahu saat aku lengah ia berusaha mencuri pandang. Hatiku diliputi kecemasan aku khawatir saat denganku terjadi apa-apa sama Aika. Tapi aku tetap berusaha tenang. Sekitar seperempat jam kami sampai ditempat yang dituju aku turun terlebih dahulu dan mengongkosi Aika.
“Tes makasi…. Ya….. dah nganterin Aika” seru Aika yang hendak buru-buru masuk biomed dia mengira aku hanya mengantarnya tidak ikut masuk. Aku terus mengikuti langkah Aika memasuki kantor biomed dan duduk diruang tunggu, Aika langsung menghampiri petugas setelah sebentar berbincang Aika diberi botol kosong kecil untuk menampung urine tuk diperiksa. Saat dia ke kamar kecil mengambil urine aku iseng membuka diary pemberian Aika yang ada di tasku. Saat aku menyusuri kata demi kata curhatan Aika terasa ada yang menyesak didadaku aku hanyut membaca tulisan Aika. mataku sedikit berkaca-kaca, aku pasti menangis seandainya Aika tidak cepat-cepat muncul dan menyuruhku menutup diary itu, aku hanya bisa menghela napas panjang. Ternyata Aika yang kukenal bukan orang sembarangan dia begitu dekat dengan Tuhan, sehingga semua kata-katanya selalu merupakan rintihan dan doa-doanya kepada Tuhan. setelah memberikan air urine kepada petugas Aika duduk disampingku, aku masih duduk termenung sambil menggenggam diary yang tadi kubaca. Ingin rasanya aku cepat-cepat membaca semua apa yang Aika tulis.
“ Aika 90ribu” seru petugas memanggil Aika, Aika yang ada disampingku mengeluarkan uang dan bergegas memberikannya kepada petugas, setelah menerima uang, petugas menyuruh Aika masuk keruang rongten. Saat Aika masuk aku kembali membuka diary yang masih kugenggam, lagi-lagi aku ingin menangis, aku benar-benar malu pada Aika yang berlebihan menilaiku, didiary itu Aika menganggapku orang yang telah menerangi jalan hidupnya, mungkin lantaran sms-smsku kepadanya yang sok bijak. Tapi ah…. Aika….aika…..,
setelah selesai di rongten kami segera pulang karena hasilnya baru dapat dilihat kira-kira ba’da ashar, sepanjang perjalanan pulang aku becanda dan tertawa bersama Aika, saat melewati alun-alun Aika tersenyum-senyum memberi isyarat bahwa ada kenangan kami berdua beberapa waktu lalu disana saat melihat festival nasyid dan makan bubur ayam bareng bersama dua orang temanku tubi dan thoif. Sejak saat itu aku ingin selalu melindungi Aika, tak terasa mobil yang kami tumpangi sampai di Ciceri kami berdua turun sepanjang perjalanan menuju kost-an teman Aika aku merasakan perasaan tenang dan nyaman tiba-tiba udara terasa sejuk tidak seperti biasanya. Apakah itu karena aku berada disamping Aika? Ah…… lagi-lagi aku nggak tahu.







Ke – 2

Aku bersama beberapa teman sekelas asyik bercanda dalam gelak tawa di tangga akademik, sambil terus mengomentari cewe-cewe kampus yang seksi-seksi yang membuat mata lelaki kami terus jelalatan, setelah beres ngurusin KRS aku bersama teman-teman bergegas meninggalkan akademik yang masih terlihat sibuk oleh mahasiswa ngurusin KRS. Sampai didepan kantin salah seorang temanku yang sudah terlebih dahulu nongkrong disana menyuruh kami mampir akhirnya kamipun memilih makan dikantin membatalkan rencana awal yang hendak makan gado-gado di tempat warung babe. Sambil makan aku berkali-kali melihat jam diponselku soalnya burqa SMS datang ke ciceri kira-kira pukul 11:30 WIB. Selesai makan karena baru pukul 11:07 WIB aku memutuskan untuk rehat dulu sebentar ke kost-an. Baru saja sampai kost-an burqa SMS
“Tes, burqa dah nyampe ciceri sebrang ayam bakar ciceri”.
Aku membaca SMS burqa sambil mengusap-ngusap keringat bekas jalan dari kampus ke kost-an yang jaraknya cukup bisa mengeluarkan keringat. Aku langsung membalasnya
“Burqa, tunggu bentar ya tes mo ke kost-an dulu bentar”.
Setelah buang air kecil aku langsung bergegas menemui burqa yang pasti dah nunggu, karena nggak mau mengecewakan burqa sambil jalan kaki aku sempatkan SMSnya
“Tungguin bentar ya…. tes lagi jalan nich baru nyampe kuburan”.
Aku terus mempercepat langkahku sampai disamping jalan aku celengak celinguk mencari burqa kulihat burqa lagi berdiri mematung dekat pohon didepan kantor depnaker. Aku cepat-cepat menghampirinya.
“Dah lama qa? Mang dari tangerang tabuh sabara?” tanyaku sambil menelungkupkan tangan kedada sebagai isyarat salam.
“Enggak sih baru datang, dari tangerang sekitar se-jam-anlah….” Jawabnya sambil tersenyum.
“Terus kita mau kemana nih….? Kok nggak nunggu digado- gado j sich?”
“ Iiih malu qa’mah banyakan…., makanya langsung aja kesini, tadinya mau nunggu disitu tapi ya itu banyakan qa’mah malu.mang dikost-an tetes banyakan juga ya….?”
“ Malu kenapa sih qa? tetes juga nggak ada yang kenal ini ama mereka cuek aja. Terus kemana atuh?”
“ Iih….. atuh duka qa mah teu terang.” Lagi-lagi ia tersenyum. maniiiis sekali.
Lama aku berdebat dengannya mencari tempat tuk istirahat, tapi ya gitu bingung juga abisnya Burqa pemalu sih. Mungkin dia malu jalan berdua denganku atau gimana aku nggak tahu, setelah kutawarkan ketempat warung penjual bubur kacang ijo tempat aku dengannya dulu sehabis dia sakit mamayu pengen makan bubur kacang ijo. aku berjalan beberapa jarak didepannya. ribuan mata seolah memperhatikan kami berdua karena waktu dhuhur sebentar lagi, aku mengajak Burqa ke mesjid terlebih dahulu. Di ajak ketempat yang namanya mesjid Burqa tidak pernah mendebat ia pasti mau. Aku langsung masuk dan duduk diserambi mesjid sambil menunggu adzan, kukira Burqa mau duduk disampingku dan ngobrol-ngobrol sebentar sambil menunggu adzan tiba, tapi ternyata Burqa langsung masuk kedalam mesjid. Aku hanya bisa mengela napas panjang, aku benar-benar bangga memiliki Burqa dia akhwat yang eksklusif dan ketat dalam menjaga diri dan kehormatan. Sambil merenung aku iseng SMS Burqa yang sudah ada didalam mesjid
“Burqa, Tetes bangga dan salut sama Burqa, Burqa begitu hebat dalam menjaga diri dan kehormatan”
“Maksudny?” Jawab Burqa singkat
“Bukankah malu itu sebagian daripada iman?”.Aku membalasnya singkat pula karena aku yakin Burqa pasti hanya berpura-pura nggak ngerti doang.
Sekitar 10 menit adzan baru berkumandang. Setelah mengambil air wudhu dan shalat berjama’ah Burqa tidak jadi kuajak ketempat warung bubur kacang ijo. Ia kuajak kembali ketempat gado-gado, syukurnya ia langsung mau, sebenarnya aku ingin semua orang tahu bahwa aku memiliki bidadari secantik dan sebaik Burqa biar semua lelaki iri melihatku. Dimataku Burqa adalah segalanya, bersamanya aku merasa menjadi lelaki paling bahagia didunia. Nyampe ditempat gado-gado ternyata masih penuh Burqa keukeuh nggak mau masuk, mau mampir di warung bakso juga penuh pengunjung, akhirnya Burqa kuajak kekost-an, tadinya dia nggak mau takutnya banyak temen-temanku.. setelah kuyakinkan ia langsung mau. Ternyata sesampainya dikost-an teman-temanku nambah ramai. Yach terpaksa aku bersama Burqa mengalah duduk di luar. Tapi dikost-an tidak begitu lama karena Burqa mengajakku tuk jalan-jalan. katanya sich pengen ke Curug gitu. Sebenarnya aku sedikit agak malas tapi untuk permintaan Burqa aku paling sulit untuk nolak aku ingin selalu membahagiakannya.
Satu jam kemudian ……
Aku bersama burqa turun dari mobil menyebrang jalan, menyusuri jalanan yang becek berliku turun naik, tubuh burqa begitu lincah dan ringan ia selalu berjalan cepat sekalipun dijalanan becek berliku,
“ Burqa lincah amat…., awas hati-hati bilih geubis kin tetes nangis” selorohku sambil becanda
“ kan burqa mah dulunya centil lagian dah biasa, masaaaaa burqa yang jatuh tetes yang nangis?.....” jawab burqa yang terus berjalan cepat didepanku
“ oya…. Burqa liat ga tadi anak-anak SMU? kenapa ya sekarang mah ngtrend pake krudung tapi poninya sengaja diperlihatkan?”
“ ga tahulah Tes, mang rata-rata kaya gitu”
“ pergaulan mang cepat sekali berkembang masalah pacaran aja yang namanya cium, peluk, bahkan lebih dari itu dah di anggap hal yang lumrah. Si Ica aja waktu Tetes tanya kalo nikah ntar apa yang membuat pernikahan istimewa sementara semuanya dah dirasakan. Dia jawab yang pentingkan belum intinya.
“ Iiiih tetes mah ngomongin gitu lagi Burqa mah takut diapa-apain sama Tetes” suaranya mengalun sedikit dibuat manja.
“ ga… atuh qa, teskan sayang burqa”
“ halah….gubrag….” seru burqa sambil mengekspresikan seolah mau jatuh pingsan. Lucu sekali melihatnya.
“ lagian Tetes mah pengen punya pendamping hidup teh yang belum tetes sentuh sama sekali”
“ Atuh si ica aja….. kan belum Tetes sentuh” Burqa menjawab setengah terkikik manja.
“ Ga mau atuh orang si Ica mah dah Tetes sentuh…” jawabku bikin dia cemburu
“ oh iya kenapa sich Tetes jauhin Ica kan dia juga manusia yang ingin mencinta dan dicintai?”
“ Burqa memang gampang ngomong gitu coba kalau Burqa sendiri yang ngalamin kaya Tetes mau gimana ayo….?”
“ ya didiemin aja”
“ tukan sama….! kan Tetes juga kaya gitu”
tak terasa kami sampai dipinggir jalan setelah menyetop mobil. Sekitar 15 menit kami sampai ke tempat yang dituju. Dari pinggir jalan terlihat plang sederhana bertuliskan wisata cirahab. Aku berjalan bersama Burqa menyusuri jalan berkerikil menurun. Nyampe dilokasi terlihat dibeberapa saung-saung berkumpul orang-orang yang asyik berbincang-bincang dengan sesama rekannya. Aku terus mengikuti langkah Burqa sambil melihat-lihat suasana Cirahab yang terlihat berbukit-bukit dengan banyak air dibawahnya membuat sejuk suasana apalagi suasana agak sedikit mendung. Hal ini membuatku kebelet kepingin buang air kecil (aku memang bekser kalau kedinginan). Setelah kencing dan membayar dua ribu perak keseorang anak kecil aku bersama Burqa memilih saung yang begitu sederhana beratapkan weulitan hateup. Setelah duduk Burqa langsung mengeluarkan snack yang ia bawa plus sebotol nii greantea. Kami berbincang segala hal. Saat itu aku benar-benar bahagia ingin rasanya aku seharian bersama Burqa ditempat itu. sambil ngobrol bersama Burqa aku terus mengedarkan pandangan kesemua tempat memperhatikan aktivitas orang-orang yang menikmati tempat itu. Aku melihat sepasang remaja yang asyik berenang dengan kaos kompak putih-putih karena basah kuyup kaos si cewenya terlihat agak transparan.
“ Burqa, disini mah banyak pemandangan yang bikin gimanaaaaa gitu…..” selorohku membuka obrolan dengan tema sedikit cari tahu bagaimana penilaian perempuan dalam memandang lawan jenis”.
“ Enggak sich…, Burqa mah biasa aja. Lagian anak-anak kecil ini”
“ iya ya kenapa tuch dalam memandang anak kecil kita beda, perasaan teh biasa-biasa aja, orang barat mah terbiasa berpakaian terbuka juga seperti anak kecil ini kali ya….?”
“ orang Barat mah dah terbiasa ini kali tes jadi nggak terlalu ngaruh makanya kalau pengen hubungan intimpun bebas mau sama mau ya dilakuin….”
“ makanya Tetes mah beruntung banget gaduh rerencangan kaya Burqa teh” selaku sedikit agak nyindir Burqa yang telah merubah status pacaran jadi sahabat. Aku sich asyik-asyik aja Cuma senang aja ngedenger Burqa berkomentar.
“ halah…. Gubrag, Tetes mah gitu terus” seru Burqa sambil mengekpresikan hendak jatuh pingsan gayanya khas sekali.
“ Burqa, tetes mah rela jadi apapun Asalkan diizinin dekat sama Burqa, kadang kalau tetes lagi egois ingin rasanya memiliki Burqa dan nggak rela melepas Burqa tuk orang lain, tapi kalau mengingat beban Burqa Tetes ikhlas Burqa menikah dengan siapapun yang penting Burqa bahagia. Burqa sempat nggak punya pikiran kaya gitu? ”
“ sempat sich Tes, apalagi kalau mengingat cari kerja susah, dirumah keadaan Bapak kaya gitu…, numpang dirumah teteh nggak enak soalnya ngrepotin terus. Kadang Burqa berpikir kalau ada yang ngelamar mah dan sayang sama Burqa. Burqa akan terima. Tapi hati nggak bisa dibohongi Burqa takut dosa soalnya sekalipun misalkan udah punya suami tetap aja yang ada dibayangan kita orang yang kita sayangi”
“ mang siapa sich orang yang Burqa sayangi…..?” selaku mengoda Burqa
“ siapa ya…. Burqa juga nggak tau” jawabnya sambil tersenyum.
“ Qa…, terus terang Tetes ingin banget sampai nikah sama Burqa tapi kalau mengingat keadaan tetes yang hingga sekarang belum bisa apa-apa kadang Tetes pasrah dan pesimis, mungkin Tetes mah nggak bakal nikah kali. Nikah mah hukumnya situasionalkan? Tergantung sikon kita?”
“ Emang sich tapi kan kita mesti mengikuti sunah Rasul”
“ kalau kasus Rabiah Al-Adawiyah yang bertahan nggak mau nikah gimana?”
“ kan Rabiah mah nggak mau nikah juga takut kemesraanya dengan Tuhan terganggu oleh ngurusin suami”
“ ya sama atuh Tetes juga kaya gitu, buat apa melangsungkan pernikahan kalau kita ga benar-benar ikhlas menerima pasangan kita”
lama berbincang-bincang tak terasa waktu ashar sudah tiba aku bergegas mengambil air wudhu di kolam airnya dingin banget. Selesai wudhu aku berdiri di saung memperhatikan Burqa yang sedang berwudhu. Kami sholat di Mushola kecil sedikit kotor karena mungkin jarang dipakai. kali ini kami tidak berjamaah seperti biasanya. Selesai shalat aku langsung keluar takut terjadi fitnah. aku berdiri mematung menunggu Burqa yang belum selesai shalat sambil memperhatikan anak-anak kecil tukang menyewakan ban renang yang asyik becanda dan tertawa dengan teman-teman sebayanya. ba’da shalat ashar karena waktu sudah sore kami bergegas pulang karena cuaca sedikit gerimis Burqa memberi aku jaket yang biasa ia pakai tadinya aku nggak mau sebab nggak dingin-dingin amat. Tapi untuk menyenangkan Burqa jaket itu langsung kupakai. Saat itu Burqa begitu perhatian kepadaku.

Ke-3


Aku baru benar-benar merasakan bahwa dicintai dan dicemburui lebih sulit daripada mencemburui dan mencintai. Itu yang kurasakan sekarang dan aku nggak pernah mengira sedikitpun bisa mengalami hal sesulit ini, ini bermula saat aku dekat dengan aika. Aku tidak pernah mengira sedikitpun kalau aika benar-benar menyimpan perasaan kepadaku. Makanya saat aika sms jatuh hati kepadaku aku menanggapinya dengan santai. Aku bilang kalau aika benar-benar sayang zar cintailah pemilik zar yakni Allah. Biarlah Ia yang akan menuntun cinta kita. Kurasa jawabanku itu tidak berarti memberi harapan pada aika. Namun saat aku membaca apa yang ditulis aika didiarynya ternyata aika memahaminya lain, aika mengira itu adalah syarat yang harus ia kuasai agar meraih kecintaanku, bukan itu yang ku maksud. Sebab aku sadar satu hal dengan dia dicintai olehku itu nggak menjamin kebahagiaannya baik didunia apalagi diakhirat. Hanya Allah-lah pemilik sumber kebahagiaan. Dan sekarang aku terlanjur dekat dan kata-kata yang ku sms-kan nggak mungkin bisa didelete dari ingatannya. Untuk mengantisifasi sesuatu yang tidak diinginkan disuatu hari saat aku harus berpisah dengannya maka aku bilang nganggap dia adik atau seperti saudara sendiri walau aku tau hal itu sama sekali tidak bisa merubah perasaannya kepadaku. Aku nggak mau sampai menyakiti orang yang begitu mencintaiku, terus terang aku juga mencintainya namun aku sebelumnya sudah memiliki burqa. Orang yang telah mengajariku banyak hal tentang kebaikan. Aku tidak pernah kepikiran sedikitpun untuk mengkhianatinya walau aku tau burqa sudah ada yang ngelamar namun aku yakin ia hanya mencintaiku. Dan keyakinanku bertambah saat aku jalan ke Curug Gumawang bersama burqa. Hari itu aku sengaja nggak masuk kuliah karena aku berpikir itu kesempatan terakhir bagiku bersama burqa. Sebelum menemuinya aku mampir dulu kekostan aika aku mengajaknya sekalian pulang

Cafe Mr Black

Oleh: Anas Nasrudin

Tubuhku yang kurus berbaring lemah beralaskan kasur tipis milik temanku yang terlihat seperti baru kembali setelah sarungnya diganti, tangan kananku yang keriput melampaui usiaku menggenggam handphone membaca SMS-SMS yang sudah berkali-kali kubaca, mataku yang lelah seolah kaca pembesar yang meneliti huruf demi huruf yang tersimpan di pesan masuk, berulang kali aku menghela napas panjang setiap kali mengingat seseorang yang mengirim sandek (pesan pendek)
Gerimis kecil tak menyurutkan langkahku, kuberjalan gontai pikiranku menerawang membayangkan sosok seseorang yang akan ditemui di alun-alun pandeglang, ditepi jalan langkahku terhenti meraba saku, mengeluarkan handphone melihatnya sambil tersenyum kemudian melanjutkan langkahku menyebrang jalan dan akhirnya masuk ke sebuah warung makan atau warteg, keadaan warteg terlihat lengang hanya ada dua orang pelayan yang sedikit bengong menunggu pembeli.
“makan mbak…..,” suaraku membuyarkan lamunan pelayan
“eh…., iya makan di sini a…? tanyanya, aku hanya mengangguk mengiyakan. Mataku tetap tertuju kepada ponselku tanpa menoleh sedikitpun.
“makannya sama apa a….?” tanyanya lagi.
“Oreg, telor asin kasih kuah aja dikit” jawabku yang masih ngetik huruf tuk membalas SMS yang belum sempat dibalas.
Aku makan begitu lahap karena sedari pagi perutku belum diganjal. Setelah makan dan menyodorkan uang empat ribu perak aku kembali nyebrang jalan. Rintik-rintik gerimis membuatku ragu untuk berangkat kalau-kalau ditempat temanku hujan lebat sehingga dia tidak bisa menemuiku untuk memastikan aku kembali SMS
“Nay, disni sdikt grimis dsna hujan ga? Aku sich ga pa-pa ujan jga naik kopas ini”. Sekitar lima menit baru ada balasan.
“Ydh gpa-pa kmu jln aja nay tnggu di café mr black inget nay pake baju pink kudung putih celana panjang putih, ati-ati ya”. Suaranya diujung sana menyemangatiku
Aku masih mematung ditepi jalan Susana hati dan perasaanku dilingkupi penasaran dan penuh harapan. Sampai akhirnya suara sang supir dengan setengah berteriak menghentikan lamunanku. “Pandeglang……pandeglang”. Tanyanya sambil menolehku, tanpa komentar aku langsung naik. Sepanjang perjalanan aku hanya menatap kosong keluar kaca mobil. Hatiku masih diliputi harap-harap cemas, aku duduk di sebelah kiri belakang dekat salon soundsystem tipe recorder mobil, didepanku terlihat seorang pemuda yang tidak terpaut jauh usianya denganku yang dari penampilannya tampaknya ia sudah bekerja diluar kota dan hendak pulang menemui saudara-saudaranya di Desa. Sekitar 45 menit mobil yang kutumpangi sampai tujuan.
Udara yang dingin selepas hujan masih terasa, sambil berjalan tergesa-gesa mengindari tawaran tukang ojeg yang seolah seharian belum dapat penumpang, mataku yang sedikit ngantuk selalu memperhatikan nama-nama lisplang setiap toko mencari sebuah nama tempat yang telah dijanjikan. Namun hingga persimpangan jalan nama itu tidak juga kutemukan. Aku cepat-cepat menyebrang jalan tepat didepan biomed aku berdiri kebingungan disebrang jalan disebuah warung kecil beberapa tukang ojek menatapku heran, tiba-tiba ponselku berdering.
“ Din ….. ada dimana dah nyampe blm?” Suara diseberang sana membuatku semakin panik
“ duh… nay ga tau nih mungkin aku nyasar kali?! Aku ada dibiomed nih, kamu bisa nemuin aku kesini ga?”aku berharap ia bisa menemuiku yang sepi kebingungan sendirian.
“ atuh itu mah masih jauh, din naik angkot aja turun di alun-alun cari aja kantor dinas pariwisata nay ada didekat situ.”dari suaranya ada nada kekesalan
“ iya…. Iya din segara kesana” setelah memutuskan pembicaraan aku kembali menyebrang jalan, berjalan dengan ragu menghampiri para tukang ojeg yang sedari awal memperhatikanku
“ maaf…… numpang naros upami café mr.black the palih mana nya?” tanyaku yang masih dilingkupi kecemasan
“ oh….. café mr.black mah dialun-alun de… tebih keneh ti dieu mah” kata seorang tukang ojeg semabil menunjukan arah jalan.
“ makasi ya pak” sahutku sambil sedikit membungkukan badan. Aku kembali berjalan menyusuri jalanan aspal yang basah bekas guyuran hujan. Mobil-mobil angkot nampak berjejer menambah macet jalur lalu lintas, langkahku terhenti disamping mobil losbak yang biasa dipergunakan tuk membawa barang dagangan di pasar. Aku menoleh kebelakang menunggu angkot yang berjalan lambat cari-cari penumpang, sambil menunggu mobil lewat aku kembali menatap kedepan memperhatikan puluhan kendaraan roda dua yang terparkir hampir ketengah jalan raya. Sulit mencari ketertiban. Kata itu melintas begitu saja dibenakku. Mobil yang kutunggu merapat mendekatiku sang sopir menoleh kearahku, tanpa berkata aku langsung masuk kedalam mobil. Sekitar 10 menit aku sampai dialun-alun. Suasana menjelang sore yang cukup dingin tidak membuat sepi pengunjung. Diatas alun-alun yang padat pengujung nampak gunung biru menjulang mengepulkan asap seperti kabut yang dingin. Ditaman dan saung-saung yang didesain sedemikian rupa terlihar beberapa pasang muda-mudi dengan pakaian trendy khas remaja sekarang, asyik bercengkrama bercanda dengan gelak tawa. Aku masih berdiri mematung tak tahu arah yang hendak dituju, kuedarkan pandangan ke sekeliling dikantor pos jaga polisi kulihat dua orang tukang ojeg kuhampiri mereka
“mang…., kalo café mr. black disebelah mana ya…?” tanyaku yang semakin cemas terpikir nayla yang pasti kesal menunggu, ternyata mereka tidak tahu, tepat didepan kantor dinas pariwisata langkahku terhenti, dihentikan oleh dering ponselku.
“ din ada dimana….?” Dari nadanya semakin kesal aja nampaknya
“ tepat persis didepan kantor dinas pariwisata, mang nay dimana sich…? Aku benar-benar nggak tau” jawabku malu sekaligus cemas.
“ pokoknya kamu lurus aja ntar juga ketemu” suara disebrang sana menyiratkan tidak mau pindah tempat.
Kuikuti instruksinya berjalan lurus sambil terus melihat-lihat nama-nama tempat yang kulalui. Namun hingga melewati batas jalan alun-alun nama tempat itu tidak juga ketemu. Aku menyerah melangkah gontai berbalik arah menuju saung alun-alun yang persis bersebelahan dengan patung badak yang dicat hitam mengkilap terlihat gagah dan berwibawa. Aku duduk terengah-engah sambil menggenggam ponsel, cek pulsa tinggal 450 perak. Setelah memastikan nama yang kupanggil ponsel kudekatkan kekuping kananku menunggu tersambung dengan suara si nay disebrang sana

Kampus Philo

Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki didunia kampus. Pilihan pertamaku difakultas Tarbiyah jurusan PAI dengan pilihan kedua Fakultas ushuludin jurusan akidah filsafat, itupun sebenarnya lebih kepada pilihan kedua orangtuaku yang menurut hemat mereka jaminan masa depan di Fakultas Tarbiyah lebih cerah. Tapi aku pribadi sebenarnya lebih cenderung keranah filsafat sebab sewaktu SMU sudah sering berpetualang dan tenggelam dengan buku-buku filsafat. Setelah selesai test tulis dan lisan dengan menunggu beberapa hari akhirnya pengumumanpun terpampang aku diterima difakultas tarbiyah jurusan PAI dikelas B. awal-awal perkuliahan aku tidak langsung masuk kelas, kira-kira dapat satu minggu baru aku masuk, dan KOSMAnya sudah aku kenal. seperti biasa penyakit lamaku kambuh, aku menjadi orang asing di kelas. Pendiam,kurang PD, dan tidak mudah bergaul, akupun tidak betah dikelas dan menjadi mahasiswa pulangisme.satu hal yang membuat aku sedih ketika suatu hari aku sedang ada di PERPUS ada teman satu kelas yang sampai tidak tau bahwa aku sekelas dengannya tapi semua itu aku jalani seperti air mengalir.[]
Kamar kost bu Idris rabu 29 maret 06

Suatu hari yang dingin diiringi rincik-rincik hujan, sudah menjadi rutinitasku, aku bersimpuh dihadapan Tuhan dalam sujud dan doa lalu tidur kembali, tidak lupa sebelum tidur aku menyetel alarm HP-ku agar bangun pukul 07:00 WIB. Karena situasi sangat mendukung aku bersama kedua temanku tidur sangat lelap sekali, kami bangun kira-kira pukul 08:00 WIB. itupun setelah di bangunkan oleh salah seorang temanku
Dak rek karuliah moal…………….? Geus jam dalapan…………..! mataku masih terpejam sekalipun sudah bangun aku kira temanku itu bohong pasalnya alarm HP-ku saja belum bunyi pikirku. Karena kedua temanku langsung bangun akhirnya akupun ikut-ikutan bangun. Aku lihat jam beker ternyata sudah menunjukan pukul 08:15 WIB. Saat aku periksa HP yang kutaroh di atas kepalaku ternyata sudah raib ironisnya lagi lengkap dengan charger-nya. Tanpa lama-lama dalam kepanikan aku langsung pergi kekampus. Sebab ada MK yang sangat sayang jika aku lewatkan yaitu MK filsafat umum, hari itu aku pulang lebih cepat karena ada sebagian dosen yang ga masuk memang paling enak menjadi dosen hanya ngasi tugas demi menutupi tanggungjawabnya yang terabaikan. dengan menyusuri jalanan kampus yang sedikit becek lebih pantas di sebut jalan persawahan, otakku diliputi pertanyaan-pertanyaan siapa kira-kira yang tega melakukan pencurian itu, walau ada kecurigaan kepada seseorang tapi aku ga berani menuduh. aku pasrahkan semuanya kepada Tuhan, segala kejadian yang menimpaku pasti yang terbaik untuk hidupku sebab Tuhan lebih tau bagaimana menuntun hamba-hambanya untuk lebih mendekat kepada-Nya. Aku mendapat pencerahan bahwa makhluk lemah yang bernama manusia sehebat dan sekuat apapun tidak bisa mempertahankan sedikitpuan apa-apa yang melekat pada dirinya. Karena manusia hanyalah makhluk yang diberi begitu banyak titipan yang seharusnya senang ketika titipan-titipan itu di ambil oleh pemiliknya. Sebab akan sedikit pula beban yang di tanggungnya hanya orang bijaklah yang mampu seperti itu selebihnya bangga dengan titipan dan melupakan siapa yang menitipkannya. lain aku lain temanku karena dia memiliki orangtua yang bisa dibilang paranormal dia langsung mengajakku pergi ke wartel untuk menghubungi bapaknya setelah sebelumnya membuat makar yang menggelitik perasaanku, semua anak kost khususnya yang pria disuruh minum bergiliran dari satu botol aqua yang didalamnya ada huruf-huruf wifiq yang dibuat oleh temanku sendiri. dengan ancaman siapa yang mencuri akan mendapat efek dari air yang diminum. semuanya minum dengan santai karena mungkin diantara mereka tidak ada pelakunya. Sampai di wartel dengan membawa sebotol aqua ia langsung menghubungi bapaknya. Ternyata beliau tidak ada di rumah katanya sedang ziarah keliling jawa. tengah perjalanan menuju kost aku bertanya kepada temanku, “……….jat…..kenapa si bapak lu hanya mo nerima air mineral merk aqua doang?”. Tanyaku. “ entahlah gue juga ga ngerti yang jelas bokap gue hanya nerima merk aqua atau ga merk addes” besoknya temanku langsung pulang. Karena aku juga hari itu ada kegiatan mengikuti DAD di Rangkas. Pagi-pagi sekali kami sudah harus kumpul di ASRI basecame IMMAWATI.sekitar pukul 07:00 WIB kami berangkat, sepanjang perjalanan kami menikmati dengan canda dan tawa sedang asyik-asyiknya dalam canda dan tawa temanku memanggil katanya ada telepon dari kakakku sambil memberikan HP-nya kepadaku, kakakku menanyakan kronologis kejadian pencurian yang menimpaku, karena sebelumnya dia sudah kukasi tau via SMS. akupun ceritakan sedetail mungkin aku bicara seperlunya karena sedang ada dimobil. tak terasa mobil yang kami tumpangi akhirnya sampai juga kami langsung berkumpul di tempat yang telah di sediakan, sambil melepas lelah sehabis perjalanan panjang tanpa mengulur-ngulur waktu acara pembukaan DAD kami mulai. selesai sekitar pukul 11:30 WIB. Aku bertiga langsung menuju mesjid karena hari itu hari jumat. Tiga hari dua malam acara DAD-pun berjalan dengan baik. Banyak kenangan yang bisa kurasakan, diskusi bareng teman hingga disuruh kultum di shubuh hari, disanapun aku bisa nyaman, mandi ga perlu ngantri lantaran ada temanku yang punya saudara dekat disana. Kami pulang minggu siang ba’da dhuhur. Nyampe kampus sebelum maghrib dan aku langsung meluncur ke-kost-an pengen cepet-cepet melepas lelah karena besoknya aku sudah harus menyelesaikan resume pendidikan pancasila yang bertemakan “memahami nilai-nilai ke-Tuhan-an diantara kerukunan hidup beragama” aku berusaha menulis semaksimal mungkin. kerja kerasku ternyata ga sia-sia. Aku disuruh oleh dosen untuk mempresentasikannya didepan kelas. Presentasiku sangat seru sekali suasana kelas begitu hidup dengan pancingan-pancingan kalimat yang aku lontarkan. karena mungkin presentasiku dianggap bagus. dosen menantangku untuk mempresentasikannya dalam diskusi terbuka sebagai evaluasi akhir semester. aku terima tantangan itu tanpa ragu aku ingin menguji sampai sejauhmana mentalitasku berhadapan dengan banyak audiens yang katanya si mo melibatkan dosen-dosen filsafat juga. Selesai presentasi dikelas ada seseorang yang menyapaku. “philo…da salam dari mil!” aku heran ko dia bisa kenal dengan adeku. dengan aga malu aku dekati dia kamipun ngobrol sana sini.
G: philo….siapa si mil?
P: dia adeku………! Jawabku
G: ade ko gede, pacar kaliiii…..?!
P: paaaacar……..@$%^&*, siapa si yang mo sama orang kaya aku ? lagian pacaran kan hanya akan membuat Tuhan cemburu!
G: g boleh ngomong gitu….! Sebenarnya yang mo sama kamu banyak kamunya ja yang ga tau! Ko kamu bilang gitu maksudnya apa?
P: kenapa aku ampe ngomong kaya gitu soalnya kadang apa yang kita cintai membuat kita lupa mengingat Tuhan.
G: ga bisa gitu dong philo. gi pacaran……….pacaran , gi ibadah………….ibadah.
P: o…..ya…ngomong-ngomong kamu gimana dah da orang special blon di hati kamu?
G: blon si…….! Jawabnya sambil tersenyum.
P: kalo dikelas ni gimana …….? Kira-kira ada ga yang menarik simpatimu…?
G: ada si…… aku kagum ma dia, orangnya pinter menurut ukuranku.
P: siapa tuch…….? Dar…..y?
G: bukan….!
P: aj….?
G: buuuukan!
P: ntar…..ntar orangnya pinter@#$@3~*? Pasti si fu…. Ya kan?
G: bukan…..bukan. aku boleh jujur ga?
P: jujur….? Ko ngomongin jujur mang da apa?
G: klo boleh aku jujur orang yang ku maksud itu kamu tau…!
Aku hanya bisa tersenyum soalnya aku tau mungkin dia Cuma becanda. tapi semenjak obrolan itu aku jadi dekat dengannya dan diam-diam ternyata aku mulai menyukainya[]

Aku ga pernah mengira tulisan yang aku beri judul “AGAMA MENU RESTO” diapresiasi begitu antusias oleh kalangan akademik dan dengan sedikit aga ruwet dibantu dengan beberapa orang teman bikin pamphlet karena dosen menyerahkan sepenuhnya acara diskusi kepada kami. Karena situasi berbentrokan dengan situasi mahasiswa yang sibuk registrasi acara diskusi yang kami laksanakanpun akhirnya hanya dihadiri oleh segelintir orang dari anak PBA dan PAI. Karena kebetulan yang jadi pembicara adalah Sdr khalid M dari PBA dan aku sendiri perwakilan dari PAI tetapi walaupun begitu diskusi tetap berjalan dan bisa dibilang hidup. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang khusus terlontar kepadaku. Hingga ada kekhawatiran dibenakku takut kalo-kalo sdr khalid tidak diberi kesempatan bicara. Akhirnya aku mengambil keputusan untuk mem-pending sebentar pertanyaan-pertanyaan untukku, setelah Sdr khalid menjawab pertanyaan-pertanyaan untuknya, aku menjawab kembali pertanyaan demi pertanyaan untukku diskusipun semakin memanas lantaran banyak dari audiens yang tidak sepakat dengan pendapat-pendapatku padahal aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk menampilkan wajah islam yang humanis, cinta damai, sebagai konsep rahmatanlilalamin. Diskusipun selesai sebelum dhuhur. Banyak hikmah yang dapat kuambil setelah diskusi , aku jadi lebih banyak dikenal banyak orang, terutama anak-anak yang concern terhadap cara berfikir falsafi. Aku jadi kenal siapa Aziz, Jalal, Apud, Khalid. mereka banyak membuka pikiranku. Seminggu berselang sehabis ujian semester 1 dan menikmati liburan sebentar kebetulan akupun sudah memegang HP kembali. Aku jadi sering SMS-an dengan si G. ia selalu bisa menyegarkanku, menghiburku, akupun jadi sangat menyukainya, karena seolah-olah dia membuka hati untuk kusinggahi. Dan aku aga kecewa ketika suatu saat dia mengirim SMS yang berbunyi: “ ………..philo aku ga mo percaya dulu kekamu saat ini aku akan meluangkan waktu untuk membuat ibuku tersenyum. Aku hanyalah manusia bodoh yang serba kekurangan.” Besoknya aku merasa perlu menemuinya untuk menanyakan pernyataanya langsung darinya. Dengan aga ragu bercampur malu ,akupun mendekati dia diruang akademik dekat madding. si G sedang berdua dengan temannya aku mendengar si G mengajak temannya tuk pulang, aku buru-buru mencegahnya.
P: G……. tolong jangan pulang dulu, aku minta waktunya sebentar.
G: mo ngomong pa si? G…. mah…ga bisa ngomong pa-pa.
P: aku cuma mo nanyain pa maksud kamu sms kaya gitu?
G: siapa yang sms kamu….? G…. ga ngerasa ko!
P: jadi selama ni aku SMS-an ma siapa dong? Benar…..bukan kamu?
G: ga…… G mo nanya dulu ke’kamu yang SMS pake no AS kemaren tu siapa?
P: o……. itu, tu temanku pi aku juga ga tau kata-kata SMS-nya gimana? Mang SMSnya gimana?
G: ga tau aku lupa lagi!
P: kalo gitu maafin aku ya?
G: ga pa-pa ko ga usah di permasalahin!
P: trus kenapa si kamu SMS kaya gitu?
G: kaya gima…na aku lupa?
P: masa yang nulis lupa ?
G:iya G …mah pelupa tau!
P: ntu SMS kamu yang katanya mo bahagiain ibu dulu. Tu si ga jadi masalah mang sudah seharusnya kita bahagiain ibu kita, pi yang aku ga bisa terima ko kamu bilang kamu orang [titik-titik] yang serba [titik-titik] ntu yang bikin aku ga seneng.
G: philo ga da kaliiiii yang memuji dirinya sendiri!
P: ya disitunya mah mang bener.pi kan ga harus ngerendah kaya gitu, aku juga ga berharap pa-pa ko lagian siapa si yang suka ma orang kaya gini?
G: sebenarnya bukan aku ga suka, siapa si yang ga suka ma philo Cuma aku ga mo pacaran dengan teman sekelas.
P: mang si sebenernya aku juga ga enak. Pi kamu masih mo kan ngabulin harapanku???
G: cari ja yang lain ….masih banyak ko yang lebih baik!
P: kalo masalah itu susah G, kalo aku milihnya kamu yang terbaik gimana?
G: ada …yang lebih baik lagi kan?
P: ya……ya ntu ga usah kita bahas lagi maksud harapanku ialah kamu bisa jadi sahabatku yang bisa ngingetin dan memotivasi aku, tu ja ko!
G: tu mah dah jadi kewajiban kita selaku sesama muslim!
P: kalo gitu makasi ya, pi ada stu yang aku takutkan, gara-gara kejadian ni jadi ada jarak diantara kita. Aku berharap kita bisa berteman seperti biasa, bisa kan?
G: ga ……ko G ga bakalan berubah biasa ja kita berteman kaya dulu.
Aku begitu lega mendengar kata-katanya.[]

Setelah pertemuan itu kamipun lama ga ketemu lagi, hampir tiap hari aku bolak-balik dari kost-an ke kampus ngurusin KRS yang ruwet banget lantaran da satu bagian staff yang males banget, minta paraf ja butuh berhari-hari,. Punya si G ja macet di akademik berhari-hari, dan KRSnya aku ambilin karena G aga kurang enak badan. Setelah dapat tandatangan KRS si G aku kasi’in kepembimbingnya satu, dan satu lagi aku simpan tuk arsip si G sendiri, lama ga ketemu membuatku kangen banget, kalo udah gitu aku selalu menatap photonya yang da di KRS dalam-dalam. Tadinya si si G ga mo KRSnya aku urusin, mungkin takut photonya aku ambil. tapi akhirnya dia percaya juga. Malamnya waktu aku nonton TV bareng teman karena aku lagi ga punya pulsa aku minta satu SMS ketemanku tuk ngasi tau si G bahwa KRSnya dah aku beresin. Ga lama setelah SMS ku kirim si G langsung nelpon dia nyuruh untuk membuka kartu XL-ku, pi dia ga ngejelasin pa-pa , kukira da SMS yang perlu aku baca ternyata dia ngisi’in pulsa, aku jadi ngrasa ga enak langsung kutelpon dia. dia bilang sebagai ungkapan terima kasih karena aku dah ngurusin KRSnya. Aku minta agar dia besoknya mo datang ke’kampus tuk ngasi’in arsif KRSnya. Paginya aku SMS dia agar nungguin di halte, sebelum ke halte aku nyempetin diri tuk ngisi’in pulsanya. Waktu aku lagi bayar sambil ngeliatin buku catatan isi ulang buku tu ditarik seorang cewe yang langsung nulis no’nya yang mo diisi. pas aku lihat no’nya sama dengan no yang kuisi. Penjaga konterpun bingung ko no’nya sama katanya? ternyata cewe tu si G, tadinya aku akan rahasiain, pi akhirnya kepergok juga. Diapun ga jadi ngisi pulsanya. Setelah masuk kampus sambil ngeliat IP sebentar akupun diajak dia untuk mengantarnya ke cilegon. Katanya si mo beli peralatan tuk di pondok, sebenarnya aku aga malas lantaran hari itu hari jumat, pi karena yang ngajak orang yang begitu aku kagumi dan aku yakin dia ga mungkin sepelein masalah sholat. Kami berangkat sekitar pukul 08:30WIB. waktu masuk mobil aku ragu tuk duduk satu kursi sama dia, takut dia ga mo, pi aku ga enak juga kalo duduk misah takut dia kesinggung. Akhirnya walaupun aga sedikit malu aku memberanikan diri tuk duduk satu kursi dengannya. Dia sungguh baik banget bayangkan hampir sepanjang perjalanan bolak-balik dia terus yang ongkosin, makan dia yang bayar, dia mo nganterin aku tuk nyari buku di Ramayana. Pi buku yang aku cari ga da. Karena aku sangat mengaguminya ,aku ingin melihatnya dia menjadi wanita paling bahagia. Akupun beli’in dia buku “MENJADI WANITA PALING BAHAGIA”. Setelah cape muter-muter di toko buku kamipun pulang, sepanjang perjalanan pulang kami berdua hanya duduk terdiam pi aku merasakan percikan kebahagiaan tiada tara yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Karena waktu dirumah temannya dia tunjukin koleksi photo-photonya di sela perjalanan aku berani’in diri tuk minta photonya pi dia bilang ntar ja mo nyuci dulu.
P: ah… ntar ga ngasi lagi!
G: dikasi…..dikasiiii ….tenang ja si….!
Karena aku harus turun duluan barang belanjaannya yang da di tasku ku keluarkan dan kukasi’in kepadanya
G: philo ni bukunya (sambil ngulurin tangan menyerahkan buku yang kubeli, dia kira aku beli untukku sendiri)
P: pegang ja tu buat kamu ko…!
G:iy …..kamu mah gitu…dibilangin G ga suka baca!
P: ga …pa-pa ga di baca juga buat kenang-kenangan ja atau buat koleksi g: kalo gitu makasi ya…!

Aku turun di ciceri dan langsung menuju kost-an dengan perasaan diselimuti pancaran kebahagiaan, perjalanan melelahkan seharianpun kalah oleh kebahagiaan yang kuperoleh bersama si G. pi aku ga tau apakah dia berperasaan sama. Sekarang apabila hari bersamanya tiba aku ga pernah bisa melupakan semua kenangan bersamanya, banyak hikmah yang kuperoleh ketika bersamanya. Aku jadi tau kekuatan cinta karena cinta bisa memporak-porandakan segala ketidakmungkinan. Waktu sholat di daerah temanya aku juga menemukan salah seorang yang benar-benar peduli dengan sholat ia tidak rela apabila sholat di remehkan, dengan gaya bicara yang berapi-api orang tua itu mengingatkan para jamaah betapa pentingnya ibadah sholat sehingga dalam syair yang popular ada istilah “ apalah guna hidup seribu tahun kalo ga sembahyang”[]

Suatu hari aku mendapat SMS dari adekku Mila “ k pkbr ? maaf ya Mil ga prnh SMS k’ lg coz Mila g tau no k yg br !” aku heran dari mana dia tau no-ku. n pikiranku tertuju ke si G
P : G ….mksd km pa ngasi no ke si Mil sgala…..? tanyaku
G : aq hny mo ngingetin km bhw km punya ade d’sni, kmu jgn lupain dia gian qt knal kn mlalui dia !
Karena aku g punya pulsa yg cukup, aku ngejawab SMS si Mila ke no HP si G. dan si Mila minta tuk dibikinin gambar mickey mouse dan kalo udah jadi suruh dititipin ke si G. setelah lukisannya jadi aku kasi tau si G pi dia menyuruhku tuk ngasi’in langsung ke si Mil soalnya kata dia aku dah lama ga nemuin si Mil. Sebenarnya aku sedikit kesel dg perlakuan si G, kenapa dia seolah mengalihkan perhatianku utk yg lain. pi aku sadar lagian aku bukan siapa2 dia. Besoknya aku ketemu si G dikelas. sikapnya aga lain seolah menghindariku akhirnya aku lebih sering menghabiskan waktu dikelas sambil konsentrasi baca buku. ga peduli’in siapapun kecuali yg menyapaku. sebelum pulang lukisan buat si Mil aku kasi ke si G itupun dgn perasaan supercanggung kutakut dia malu didekati olehku yg kutakutkanpun benar hari2 berikutnya setiap aku deketi dia ia slalu berusaha tuk menghindar ketika aku pinjem buku doa2 diPUSDA waktu dia kuajak makan dia ga mau. aku jd bingung sendiri apa yg mesti aku lakuin kenapa kejadian seperti ini slalu berulang kalo sudah begitu aku jadi inget lirik lagu slank “waktu aku la….gi ting….gi hi…lang a..kal sehatku slalu kepikiran ka….mu…… se…tiap hp berde..ring langsung kuangkat telponku berharap itu da..ri ka…mu …….berkali2 aku SMS ka….mu ga ada kabar ga da penjelasan…I miss u but I hate u my girl”. Gara2 kejadian seperti ini membuatku ga enak makan ga nyenyak tidur, aku bener2 nyesel kenapa harus ngungkapin perasaanku coba seandainya semua itu kupendam, aku g bakal ngalamin seperti ini, situasi seperti itu terkadang membawa penyakitku yang dulu saat aku jadi orang pendiam, tak bersemangat, aku lebih senang baca buku. ku baca novel ayat-ayat cinta. Sebuah novel yang luar biasa ia mampu meredam semua gejolak jiwaku aku jadi lebih dekat lagi kepada-Nya, bagaimana seharusnya bergaul dengan lawan jenis, cara memahami perbedaan, dijelaskan secara detail dinovel ini. Hingga ga salah dikatakan sebagai novel pembangun jiwa. Novel itu habis kubaca hanya dalam beberapa hari. Malamnya aku dikabari oleh tetehku katanya dia mo ke serang ngejemput H. Muhyar. Dia memintaku tuk menemuinya sekaligus ngasi’in novel ayat-ayat cinta pesanannya. Hari itu hari senin aku berangkat bersama kedua temanku si sep n si gus. Si sep penasaran pengen ketemu H.muhyar, sedangkan si gus pengen tau tetehku, nyampe terminal ternyata tetehku blon datang. Setelah nunggu sebentar aku mendapat telpon dari tetehku,katanya dia dah ada didepan terminal tepatnya dibakso malang aku bersama si Gus bergegas menemuinya tanpa si Sep sebab dia pergi entah kemana setelah memperkenalkan si Gus ketetehku aku langsung pergi lagi mencari si Sep. ga lama2 diterminal si Sep langsung kutemukan dan kuajak menemui tetehku. kulihat si Gus lg asyik ngobrol sambil makan bakso. sebenernya aku lagi saum tapi karena menghargai tetehku aku berbuka. Lumayan lama kami menunggu P Haji sekitar pukul 15:30 WIB Beliau baru nyampe seperti sudah mengetahui maksud kami beliau langsung memberi uang masing2 RP 100 rb.sepanjang perjalanan pulang, masing2 kami dilingkupi perasaan heran, malamnya utk berbagi kebahagian bersama teman2ku aku beliin martabak bangka special. Sudah menjadi kebiasaanku menyisihkan sebagian uang yg dikasi org lain utk tmn2ku karena ternyata kebahagiaan ketika memberi jauh lebih besar daripada ketika kita menerima. Itulah mungkin yg menginspirasi nabi MUHAMAD untuk memberi pernyataan bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. []

1 minggu kemudian………

Pd tgl 13 april aku,sep dan si gus memutuskan untuk pindah kost. sebenarnya bukan ga betah tapi karena kosan yg baru bayarannya lebih ringan maklumlah mahasiswa rantau, bukan itu aja kondisi kosan yg baru ini aku rasa enak utk bermeditasi aku bisa merenung dan berdzikir tapi ada ga enaknya juga ketika harus mendengar suara kereta api lewat yg memekakkan gendang telinga ditambah lagi anak2 kecil yg sering main kekamarku. mungkin karena sikap si Sep yg terlalu baik kepada mereka atau mungkin mereka tertarik dgn tirai bekas aqua bikinanku yg kubuat disaat lagi sepi. sore itu disaat aku sedang bersendagurau bersama tmn2ku HP-ku berdering ternyata dari si G. semangatku serasa direcharge, betapa tidak ditelpon oleh orang yg sangat aku kagumi dan aku cintai,baru aja ngobrol beberapa menit seperti biasa HP-ku mati (batre’nya ngedrop) buru2 kucharge karena kuyakin si G pasi nelpon lagi. bener aja setelah menunggu sebentar si G nelpon lagi.
G: hai….knp dimatiin….?
P: biasa …ngdrop.
G: skrng gi ngpain?
P: gi nungguin ditelpon lgi….! Mang km gi dmn ko rebut banget!
G: biasa kan pondok G dekat tukang material, ko banyak suara nak kecil, mang gi dmn.. gitu?
P: kan sekarang philo dah jadi guru.
G: bener….?! Jadi guru dimana?
P: bo’ong ding…!
G: o…..ya bhs inggris si…???
P: aku juga blon. Suruhnya gmn si, tulis tangan pa diketik?
G: terserah si…. tulis tangan juga ga pa-pa, mang philo tulisannya rapi…?
P: iya dong …. Kan km liat sendiri di diaryku!
G: ya… percaya…percaya. Eh… anak-anak katanya pengen baca novel!
P: no..ovel? novel pa si?
G: novel kamu tu…., pi namanya jangan nm asli ya!
P: mang yang kutulis da nama asli …? Ga da kan?
G: tu nama ademu!
P: ya dech ntar aku ganti. pi ntar ja klo novelnya dah selesai, klo ga kamu tungguin ja di gramedia .. udah ya kasian pulsanya ntar abis loh!
G: ga pa-pa khawatir amat…. ya udah, makasi… assalamu alaikum.
P: Yo….waalaikum’salam.[] Sabtu sore 15 april 06.

Akhir-akhir ni aku di sibukan dengan berbagai aktivitas, setumpuk tugas dari dosen, persiapan DAD, hingga pertandingan catur, pagi-pagi sekali aku langsung meluncur ke’kampus. Di kampus ketemu si G, ku hampiri tuk meminta kliping b. inggris yang kemarin dia janjiin. Kadang aku kecewa ketika dia sering merendahkan diri dihadapanku dengan kata-kata yang sama sekali ga mo ku dengar “ manusia bodoh yang serba kekurangan” knp dia selalu mengulang kata-kata itu ketika berbincang denganku padahal aku sangat membenci kata-kata itu, apakah ia sengaja agar aku membenci n menjauhinya? Mungkin itu hanya aliran pikiranku yang memang ga bisa jauh darinya karena dia sudah menjadi separuh napasku dan bagian penting dari kehidupanku.
Seperti biasa da saja salahsatu dosen yang ga masuk. Akupun pulang cepat di perjalanan aku ketemu si G lagi, lagi liat-liat Koran. Setelah ngobrol sebentar aku meneruskan kembali perjalananku menuju kosan yang dulu. Karena jam 14:00 WIB aku harus kembali ke’kampus tuk pertandingan catur. Sekitar beberapa meter berjalan HP-ku bunyi aku dapat SMS dari si gus katanya si sep ga da jadi dia ga bisa masuk. Walaupun aga males aku buru-buru menuju kosan, khawatir di kost-an ga da siapa-siapa. Hingga si gus ga bisa tuk istirahat. Nyampe dikost-an aku hanya bisa istirahat sebentar karena harus buru-buru balik kekampus. Aku selalu berusaha tuk tepat waktu. Pi ternyata aku datang terlalu awal hingga blon da satu pesertapun yang nongol, akhirnya akupun kemesjid dan ngobrol-ngobrol bersama si sul. Tak terasa pukul 14:10 WIB aku cepat-cepat ke arena pertandingan pi aku sedikit kecewa karena sudah da pemain yang menggantikanku dan aku hanya jadi penonton. Sialnya lagi penggantiku kalah hanya dalam beberapa langkah. Klo begitu mendingan aku pulang pikirku. namun ketika hendak pulang si don mengajakku tuk main catur dikantin belakang ruang syariah. Kami catur hanya satu babak itupun nyampe bedug ashar, setelah membayar kopi dan gorengan aku langsung pulang, begitulah satu hari yang kulewati sang rembulanpun menyembul diupuk timur mengambil posisi si raja siang. Akupun tidur terlelap.[] selasa 18 april 2006.

Pagi itu aku berangkat pukul 07:00 WIB lantaran da satu MK yang kalo lambat semenit ja dosen ga memperbolehkan masuk, nyampe dikampus suasana kelas masih sepi baru ada satu dua orang yang datang. pi tentu saja kampus ga sepi. Lantaran banyak anak UKM yang tinggal dikampus dengan seabreg aktivitasnya. Dan aku sama si gus ga langsung masuk, seperti biasa kami pesan gado-gado menu sarapan favorit kami, karena terlalu pagi dan si ibu yang jualan juga blon datang. Hanya ada suaminya. Sepasang suami istri yang setia bahu membahu menjajakan dagangannya. Semoga tuhan memuliakan beliau berdua. karena sudah pukul 07:30 WIB si ibu blon datang juga akhirnya kami memutuskan tuk makan di warung sebelahnya. Hari itu si gus yang bayar. Kami selalu joinan kadang kalo gi punya uang aku yang bayar. Begitu pula sebaliknya, masuk kampus baru da satu dua orang yang sibuk ngotak-ngatik Koran untuk kliping yang di tugaskan dosen civics education, aku jalan bertiga sama si ria yang katanya dia mo ketemu si atu temannya sewaktu di MAN 2 dulu. Namun kelas si atu masih sepi untung di kelasku ada temanku yang dia kenal. Si ria masuk dan asyik ngobrol dengan teman lamanya,. Semenjak masuk kelas pikiranku aga sedikit kacau ga tau pa penyebabnya, di tambah pula dengan sikap si G yang selalu dingin kalo kuajak ngobrol, berbeda ketika dia ngobrol dengan yang lain. Waktu itu aku duduk ga jauh darinya, dan ada seorang cowo yang juga temanku yang menghampirinya sambil menegur.
A: ….G …. Kamu.. kemaren sombong aku panggilin ga nyahut. Nengokpun ga…!
G: hai … kaaaa…pan (sambil menepuk bahu si A) ga ngeliat sori ya….!
Hanya itu perbincangan yang bisa kutangkap soalnya aku buru-buru pergi ga kuat menahan api cemburu yang membuatku ga punya semangat. kalo sudah begitu aku langsung menyendiri dan hanyut tenggelam kedalam aliran teks yang kubaca. Terus terang aku kurang senang dengan sikap cewe yang dengan ga sadar suka menepuk pundak cowo. Aku lebih menghargai dan menghormati seorang cewe yang benar-benar menjaga diri untuk tidak menyentuh apalagi disentuh oleh cowo. Karena yang melekat pada diri cewe merupakan perhiasan yang begitu berharga. Sedang asyik baca buku, HP-ku bunyi da dua SMS masuk yang satu dari KETUM IMM, satu lagi dari tetehku keduanya minta kutemui, berhubung ga da dosen aku bergeges keluar. Di STAND hanya da si tongki sendiri. Dia memintaku tuk tandatangani beberapa buah surat sekalian nungguin STAND soalnya katanya dia da test lisan. Karena di STAND ga da siapa-siapa aku memutuskan tuk ga menemui tetehku. Ku SMS tetehku melalui HP si gus karena aku gi ga da pulsa kubilang aku ga bisa datang. uang kirimannya aku suruh transfer ja. Kutungguin STAND Cuma sebentar lantaran si gus mengajakku masuk, nyampe kelas ternyata ga da dosen, kamipun nongkrong didepan kelas menonton pertandingan volleyball putri yang diselenggarakan POM PORMASI, lagi asyik nonton, HP-ku kembali mengernyit tetehku memintaku tuk segera menemuinya coz klo harus ntransfer katanya ga da waktu, akupun buru-buru menemuinya, ketemu dengan tetehku Cuma sebentar ngambil uang, salaman dengan kakak iparku aku langsung balik lagi kekampus. anak-anak masih pada nongkrong. Masuk kekelas aku melihat si gus B, sedang asyik liat-liat Koran dikursi bagian belakang aku hampiri kulihat ada gambar yang menarik perhatianku, gambar itu kugunting dan kutempel di diaryku. Selang beberapa menit dosen DDP datang beliau adalah pak Nana seorang dosen yang memiliki idealisme tinggi di banding dengan dosen-dosen IAIN yang lain. Sepertinya beliau meniru gaya pembelajaran paolo friere yang mengusung ide pedagogi kritis, metode penyampaiannya ringan menyenangkan toleran dan humanistic. Beliau selalu bisa mencairkan suasana hingga kami ga pernah jenuh menyerap materi yang beliau sampaikan. Belajar tatap muka hari itu selesai pukul 10:30 WIB. Aku langsung keluar pi bukan hendak buru-buru pulang aku pengen ngopi bersama si ndang. di warung kopi banyak anak-anak yang lagi pada nongkrong, gi ngobrol-ngobrol sambil sesekali nyeruput kopi kami dikagetkan oleh suara tabrakan antara pengendara motor dengan pengemudi mobil. Lucunya si andi yang lagi makan dengan tanpa malu menenteng piring ketengah jalan untuk melihat lebih dekat korban tabrakan. Yang lebih menggelikan lagi ketika si andi ngerjaiin si darjat ia menyelipkan daun lalapan ditas sidarjat ketika mo masuk kampus kontan anak-anak pada nertawain, pi si ajat ga sadar. Ada satu yang terlewatkan ketika berjalan menuju warung kopi di HP-ku da panggilan masuk ku angkat pi ga da yang jawab, baru setelah da di warung kopi yang manggil tadi nge-SMS ternyata si rita anak pandeglang yang pernah DAD bareng di cijoro rangkas “ hai … nas gmn kbr’ny? Gmn DAD dah siap (rita)”. Sayang aku ga bisa balas, coz HP-ku sekarang ga pernah kuisi lantaran aku tertipu oleh layanan XL voicemail yang sekarang dibawahnya selalu diikuti promosi2 yang menurutku hanya merugikan pelanggan XL. Seabis ngopi dan temanku satu persatu pada pulang, aku menuju mesjid kampus sambil menunggu sholat dhuhur, di mesjid aku ketemu si fauz kakaknya si gus yang katanya kehilangan HP. Dia menunjukan tersangka yang dia curigai temannya juga si, pi kata dia dari sikapnya yang aga lain dari biasanya itu memperbesar kecurigaannya bahwa dialah pelakunya. Aku hanya bisa diam ga berkomentar pa-pa. waktu dhuhurpun tiba aku bergegas mengambil air wudhu setelah sholat aku merebahkan badan di beranda mesjid sambil meneruskan catatan harianku, lelah menulis aku tidur-tiduran sambil menunggu pukul 14:00 WIB karena hari itu pertandingan pinal catur putra kebetulan aku salahsatu peserta perwakilan dari PAI. Lagi tiduran da KETUM IMM menghampiriku memintaku menandatangani beberapa proposal. Lama di mesjid ga terasa dah pukul 13: 40 WIB mataku kupejamkan pi karena pikiranku gi ga tenang aku ga bisa tidur. tak terasa alarm HP-ku bunyi aku buru-buru menuju arena pertandingan, pi seperti hari kemarin aku harus kembali kecewa lantaran aku ga turun sebagai pemain aku malah disuruh nonton jadi supporter. Malas pikirku mending aku tidur di kost-an. Aku balik kekost-an dengan langkah gontai, nyampe di kost-an aku langsung tertidur.[] rabu 19 april 2006

Aku lagi duduk dan berbincang dengan si zoe. Si G datang dengan air muka yang tenang dan lembut di menyalami si zoe dengan mencium tangannya. Ketika dia mengulurkan tangannya untukku aku ga bisa menyentuhnya aku ingin meniru kanjeng Nabi Muhammad yang memperlakukan wanita dengan penuh hormat, si G kupersilahkan duduk, aku berlalu mengambil diary tuk menuliskan inspirasiku. Bagiku sangat sayang apabila sehari saja dalam hidupku ga aku dokumentasikan. Hari itu aku nulis begitu lancer seperti air yang mengalir dengan deras, sementara kupingku terpasang tajam menyimak penjelasan dosen ulumul hadits. Lagi serius nulis da SMS masuk lagi-lagi KETUM IMM menyuruhku ke STAND. Aku keluar bareng dengan dosen. Di STAND aku diserahi proposal katanya tanggungjawabku dengan si ndang. Proposal langsung kubawa kekelas dan kukasi’in ke si ndang. Jam Mata kuliah kedua sudah masuk. Walaupun dosen ga da diskusi tetap jalan,aku sangat mengagumi kepiawaian si G dalam memandu jalannya diskusi. Dia begitu tegas dan berwibawa, manusia bijak bestari yang selalu merendahkan hati G…G makin hari aku aku semakin mengagumimu. Pi aku harus meraba diri siapa aku, orang jelek yang ga punya pa-pa. setelah diskusi rampung aku pergi ke STAND menanyakan alamat tujuan proposal yang harus kami kirim. Kebetulan proposal gi dipegang si ndang yang blon juga nongol, si G lewat aku tanyain kedia sin dang dah keluar blon, dia jawab blon dan aku lihat ujung jarinya entah menyentuh pa di bagian tasnya yang jelas aku melihat ekspresi kesakitan. Aku gat au dia hendak kemana mungkin ke took buku pak sam. Si ndang datang pas kebetulen da motor nganggur akhirnya aku bersama KETUM IMM yang berangkat ke kaloran tuk nyerahin ke PDM. Disana orang yang kami tuju gad a katanya ada di dinas perindustrian gitu. Kamipun langsung menuju kesana setelah mengisi daptar pengunjung. kami langsung menemui orang yang dimaksud dengan di antar satpam. Tanpa basa-basi kamipun langsung menjelaskan maksud dan tujuan kami menyamkut pelaksanaan DAD yang akan di selenggarakan pada tanggal 5-7 mei 2006. dan beliau meminta kami untuk menemuinya kembali pada hari jumat malam tanggal 29 april 2006. setelah itu kamipun segera kembali ke kampus, dan aku langsung balik ke kosan lantaran mo pergi ke rumah tetehku dilippo karawaci. Diperjalanan di daerah balaraja banyak pengamen yang membawakan tembang-tembang yang begitu bermakna sperti lagu-lagu iwan fals doel sumbang yang selalu bisa menyentil kesadaran bagi orang yang mo merenungkannya. Nyampe dilippo aku memilih jalan kaki , lagian masih siang ditengah perjalanan aku mampir dulu kesebuah ruko yang kulihat menyediakan lumayan banyak buku. Lama aku milih-milih aku niat mo membeli satu buku. Ternyata aku salah kira, semua buku yang da di sana ternyata hanya di sewakan, dengan aga malu aku langsung ngeluyur pergi nyampe di rumah tetehku aku langsung ngerendem pakaian kotor yang kubawa dari kosan. Dan langsung nyalain computer untuk menyelesaikan tugas dosen filsafat islam. Aku nge’tik dari pukul 15:40 WIB hingga pukul 17:30 WIB. Padahal hanya ngetik 3 lembar aku memang blon lancer ngetik. Lagi ngetik pembantu pamit katanya mo da perlu sebentar. Selang beberapa menit tetehku datang, setelah aku bukakan pintu aku kembali menghadapi layer computer tuk mengedit tulisanku khawatir ada yang salah. Gi serius ngedit kakak ipar mnyuruhku tuk beli voucer isi ulang.akupun pergi setelah sebelumnya wanti-wanti ketetehku agar komputernya jangan dimatiin dulu atau kalo bisa men-save tulisanku. Setelah beli voucer dan kukasi ke tetehku aku kembali meneruskan tugas yang mesti aku selesaikan. Stelah ngeprint aku lihat jam sudah menunjukan setengah enam. Ada waktu sebentar tuk mencuci pakaianku. Beres nyuci ga terasa waktu maghrib tiba aku berbuka puasa hanya dengan minum segelas air putih dan langsung menghadap Tuhan dalam ruku dan sujud.[] kamis 20 april 2006

Pagi itu mataku berat sekali untuk melek sampe shalat shubuh aja pukul 05:30 WIB dengan kran air bermasalah. Aku sedikit bingung kemana aku harus numpang mandi seandainya sampe siang kran air blon benar juga. Usai shalat shubuh aku lari-lari kecil (jogging) sekedar untuk menggairahkan badan. Coz aku aga sedikit ga nyaman dengan sangkaan teman kakak iparku yang mengklaimku sebagai pecandu narkoba. Tadinya aku santai-santai ja tapi setelah kakak iparku menasehatiku untuk menjaga penampilan. Aku piker ga ada salahnya tuk aku turuti. Aku akan merubah kebiasaan burukku yaitu tidur kembali setelah sholat shubuh. Begitulah aku. Kalo aku sudah punya kemauan atau tekad yang kuat akan kulabrak semua rintangan didepanku. Aku balik ke’kosan pukul 16:30 WIB setelah sarapan dan mandi seperti biasa aku shalat dhuha dan langsung berangkat ke’kampus di kampus suasana masih sepi daripada bengong sendiri aku manfaatin tuk baca buku tentang pendidikan, beberapa menit berlalu dosenpun datang.diskusi hanya sebentar karena dari audiens gad a yang mo bertanya. Mungkin karena tema diskusinya kurang menarik. Ditambah yang presentasi kurang ada persiapan. Dosenpun ngomel-ngomel dia minta kami untuk baca….baca… dan baca. Itu bisa aku terima lantaran membaca memang merupakan kebutuhan bagi seorang mahasiswa.yang ga bisa aku terima adalah suruhanya untuk bikin resume mata kuliahnya. Dosen si enak hanya ngasi tugas tanpa pernah mempedulikan seabreg tugas yang aku terima dari dosen-dosen yang lain.[] selasa 25 april 2006.

Sore itu sekitar pukul 15: 20 WIB. HP-ku menjerit-jerit tadinya malas kuangkat karena aku kira dari anak-anak IMM. Terus terang akhir-akhir ini aku malas banget bergelut dalam organisasi. Pas kuangkat ternyata dari si desi dia memintaku keluar katanya dia gi da di wartel SALWA. Dengan kondisi baru bangun tidur tanpa cuci muka terlebih dahulu aku langsung keluar tuk menemuinya. Kuliat sidesi berdiri sambil tersenyum dengan tangan menggenggam kaleng sprite ice aku langsung menyapanya.
P : …. Sama siapa des ? mang hari ini kamu ga kuliah…?
D: sendiri… g…. ga masuk dosennya ga da!
Baru lima menit ngobrol dari dalam wartel keluar si erna. Aku aga kaget kukira sidesi benar-benar sendiri. Keduanyapun keajak masuk ke’kosan ketika pintu kamar kosan kubuka sontak anak-anak yang lagi pada tidur pada kabur tuk cuci muka ngobrol-ngobrol sebentar azdan ashar berkumandang aku langsung mengambil air wudhu. Sehabis wudhu si desi dan si erna dah ga ada mereka pergi tanpa pamit terlebih dahulu ke’aku.
Ba’da ashar aku bersama ke3 temanku pergi kestadiun tuk menyaksikan pertandingan bola antara PERSERANG VS PERSIPURA lapangan dipenuhi jejalan orang kami berempat masuk tanpa tiket dengan memanjat dinding lapangan. Tadinya aku ragu bisa memanjat pa ga, pi setelah aku coba ternyata cukup gampang aku jadi teringat poster climbers didinding kamarku. Nyampe di tebing stadiun HP-ku kembali mengernyit kali ini si erna yang manggil, lantaran situasi lapangan sangat berisik aku ga mampu ngdenger apa yang dia omong. HP langsung kututup. Karena percuma nantinya discommunication. Setelah mengambil posisi paling depan aku meminta si gus untuk ngisi’in pulsa 5 ribu perak aku mo tau apa SMS fakto bola dah berhenti apa blon. Setelah diisi langsung ku SMS si G n si erna. Sialnya nyampe dikosan ternyata SMS FB adalagi. Aku sangat kesal ku SMS tetehku suruh ngomelin custumer cervice FB. Tetehku menyuruhku tuk ganti simcard’nya aja akhirnya aku habiskan SMS-ku untuk si G. dan ada satu kesalahpahaman antara kami, si G ngambek lantaran satu SMS-ku padahal aku Cuma mo ngelepas beban rinduku ke’dia. []
Pagi-pagi sekali aku sudah nongkrong di mesjid sambil nunggu bu badriah dosen praktik ibadah gi asyik ngobrol sana-sini bersama teman-temanku ku lihat da seseorang yang datang kemudian berdiri membisu seolah orang asing yang baru melewatkan perjalanan panjang. Ingin sekali aku menyapanya tapi lidah ini rasanya kelu membisu aku ga mo ngeganggu ketenangannya. Lama kami menunggu ternyata dosen ga datang, banyak diantara kami yang masuk kelas untuk menunggu dosen MK selanjutnya. Aku memilih untuk menunggu STAND sebentar. Beberapa menit di STAND aku langsung kekelas karena sudah ada dosen masuk. MK di isi dengan acara diskusi tentang ijtihad, lagi menyimat jalannya diskusi HP-ku bunyi ada SMS dr KETUM IMM dia memintaku tuk segera ke-STAND. Banyak surat-surat yang mesti aku tandatangani. Stelah itu aku langsung pergi ke DPRD bersama kang ma’ruf disana banyak massa mungkin mahasiswa yang sedang audensi dihadapan mereka terlihat pak suryadarma berorasi yang di dampingi para pengawalnya. Kami langsung masuk gerbang sebelah kiri. Setelah lapor ke pos satpam dan menyerahkan kartu identitas (KTP) kami langsung masuk kerumah kami sendiri yaitu rumah wakil rakyat, disana orang yang kami tuju ga da. Katanya lagi ada acara di cilegon. Kamipun hanya dapat no’ HP yang kami tuju kami segera keluar aku ambil KTP-ku dipos satpam. Baru saja langkah kami nyampe mulut jalan si gus SMS ia ngasi tau bahwa dosen filsafat masuk kebetulan aku kelompok pertama yang kebagian diskusi. Aku langsung menuju kelas dan gabung dengan peserta dikusi. Aku ikit menjawab beberapa pertanyaan. Lucunya pendapatku selalu dikutip oleh teman-temanku yang ikut mengeluarkan pendapat dan itu membuatku pusing sendiri. [] senin 01 mei 2006.

Suasana kampus begitu menjenuhkan . dosen MK pertama ga masuk ia hanya ngasi tugas uts untuk dikumpulkan minggu depan, beres pembagian soal banyak dari kami yang keluar kelas. Ada yang memilih nongkrong, ada yang kongkow2 di warung kopi. Aku sama si gus memilih tuk makan gado-gado lantaran sedari pagi blon sarapan. Sehabis makan kami minjem motor teman tuk pulang dulu ke’kosan si gus katanya pengen buang air kecil, dikosan Cuma sebentar kami langsung balik lagi kekampus aku sengaja copot sepatu dan ga bawa tas. Kupikir ga bakal da dosen. Nyampe kampus aku ketemu kang ma’ruf dia kembali mengajakku ke DPRD tuk nemuin mansur yang sering dipanggil dengan sebutan kacung oleh anak2 IMM disana kami ga lama setelah nerima uang dan nyatet no HP pak buetinasir kami langsung pamitan. Nyampe kelas dah da dosen ulumul qur’an lagi nyampein materi metode menafsirkan al- qur’an. Aku nyelonong masuk anak2 ada yang manggil aku filosoflah, sangarlah, dan si gus nyeletuk pecandu narkobaaaa…. Serunya! Aku ga mo ambil pusing dengan apa yang mereka bilang aku duduk dibagian paling depan sambil mikir-mikir mempersiapkan pertanyaan. Setelah beberapa orang temanku selesai bertanya tiba giliranku tapi dosen bilang ga boleh alasannya lantaran aku terlambat. untung aja banyak teman2 yang membelaku, mungkin mereka ingin mendengar apa yang mo aku pertanyakan. Sebenarnya ada 3 poin yang mo aku pertanyakan tapi lantaran pak andi bilang waktunya ga cukup, akhirnya hanya satu pertanyaan yang bisa kulontarkan tentang tanggapan beliau mengenai buku AL-QUR’AN BUKAN KITAB SEJARAH yang ditulis oleh Muhammad khulaffallah. Selalu saja aku mendapat jawaban yang ga begitu memuaskan. Selesai MK pak andi aku ngeluyur keluar, diluar ketemu si fauzi ia memintaku tuk ngelukisin photo seorang cewemungkin pacarnya aku ga tau. Tadinya aku nolak lantaran lagi sibuk,pi karena dia maksa terus katanya bawa aja dulu photonya ngelukisnya mah gimana ada waktunya aja. Photonya kuambil. Lagi jalan diruang TBI aku dipanggil oleh dua orang anak IMM untuk menandatangani beberapa lembar surat. Lalu aku meluncur kebagian akademik bersama kosma tuk mengambil kartu mahasiswa (KTM). Pas aku lihat kartunya jelek banget. Akupun buru-buru pulang sambil membawa dua KTM milik teman satu kosanku.nyampe di pintu kamar ternyata masih terkunci. Si jay tetangga sebelah kamarku lewat aku Tanya ma dia si yuz dah pulang apa blon kata dia udah, ku SMS si gus sambil menuju kamar si yuz nyampe kamar siyuz aku mendengar bunyi HP si gus ternyata dia gi ngobrol.siang itu setelah makan mie bersama si gus dan sholat dhuhur aku langsung tidur terlalap. Bangun-bangun pas ngedenger adzan ashar, setelah sholat aku pergi kewarung sekedar tuk membeli roti mengganjal perut. Aku beli rada banyak untuk teman-temanku. Adzan maghrib baru aku mandi lantaran harus ngantri terlebih dahulu. Ba’da maghrib aku langsung pergi ke kaloran tuk ngecek proposal aku berharap malam itu bisa cair ternyata aku harus menelan kekecewaan. Sama pak nur si ketemu tapi dia malah menyuruhku tuk nungguin pak khaerushaleh, lama kutunggu ternyata ga datang-datang juga. Malam itu aku ga dapat duit sebab pak nur ga bisa ngasi keputusan. Aku pamit pulang karena mobil yang ku stop susah, aku jalan dengan tangan hampa menuju alun-alun karena udah lama aku ga pernah jalan kaki lagi kesana. Disana kulihat beberapa pasang remaja yang sedang dibelit napsu, banyak dari mereka yang sedang berpelukan. Aku bersyukur selama tinggal di serang aku masih di jaga oleh Tuhan aku blon pernah melakukan hal-hal diluar kesopanan terhadap kaum hawa. Aku melewati alun-alun bagian timur dengan perasaan laksana makhluk yang nyasar dari planet lain. Aku merasa kikuk melewati para remaja yang sedang asyik berpacaran sambil menyebrang jalan aku perhatikan proses pembangunan mall yang katanya si akan menjadi mall terbesar di kota serang. Lengkaplah sudah sarana untuk mempasilitasi anak-anak muda yang suka nongkrong dan gila belanja. Di bahu jalan aku mematung dengan mata lelah menyaksikan pemandangan alun-alun yang disesaki banyak anak manusia. Ada yang sedang olahraga, karate, basket, mahatma, dan banyak pula yang sekedar jalan-jalan cari mangsa. Lama aku berdiri mematung hingga akhirnya menyetop mobil menuju kosan. Aku turun sengaja pas lampu merah dan langsung masuk indomaret tuk membeli perlengkapan mandi yang udah pada abis. Aku beli pastagigi, sikat gigi, shampoo, dan 5 bungkus mie goring. Untuk kubagikan keteman-temanku. Keluar dari indomaret aku mencari pedagang nasgor, kebetulan ada didekat lopper Koran langgananku beli Koran tempo tiap minggu ke-4. dimana disitu ada suplemen ruangbaca. Berisi perkembangan dunia perbukuan. Saat aku pesan pedagang nasgor aga sedikit bingung lantaran dia blon mempersiapkan bangku dan meja tuk melayani pembeli. Aku bilang ga pa-pa sambil duduk dilantai aku iseng lihat-lihat HP-ku kali aja ada SMS masuk. Ternyata benar ada SMS dari cewe misterius yang sangat sulit sekali untuk ngasi tau nama kepadaku. Dia bilang dia blon siap ngasi tau coz takut kalo dia kasi tau ntar aku jadi kaget. Aku langsung balas kubilang “ ko aq yg kget km yg g siap?” dengan harapan dia mo ngasi tau. Dia malah SMS balik yang kontradiksi dengan apa yang dia SMS sebelumnya. Dia bilang percuma dikasi tau juga aku ga bakal kenal, aku buru-buru balas kukatakan ya… iya diksi tu ja blon tentu knl palgi ga di ksi tau. Setelah kenyang makan nasgor aku meluncur kekosan lewat kosan si bai si bai bilang “ udah si… buat disini aja makanannya…! Guraunya. Kubikang yu kekosan aja. Dikosan anak-anak lagi minum extrajozz campur the. Kami nonton TV dan sebagian main playstation. Acara di TV berburu alam gaib, kemudia rahasia malam bercerita tentang TKW dan masalah prostitusi. Setelah leleh dan menulis diary sebentar aku langsung tidur.[]rabu 03 mei 2006.

Sang raja siang baru saja nongol. Pagi itu tepatnya pukul 08:00 WIB aku harus dah kumpul di ASRI untuk berangkat ke pandeglang tepetnya di menes desa kubangkondang. Untuk melaksanakan kegiatan DAD yang akan di selenggarakan dari tanggal 05-07 mei 2006. aku berangkat dari kosan pukul 07:50 WIB untuk cari makan dulu soalnya di kosan wuduk milik pedagang yang biasa kubeli dah habis. Tapi baru aja langkah kakiku sampai di SD ciwaktu aku teringat ada sesuatu yang ketinggalan kubawa, setelah kuambil aku bergegas menuju kampus. Disana aku pesan gado-gado sambil menunggu kawan-kawanku kumpul pemberangkatan. Lagi nunggu aku ketemu si marwan katanya dia ada janji denga si abu. Kamipun hanya ngobrol-ngobrol sebentar lantaran aku buru-buru pergi setelah mendapat telpon dari si syarif. Ternyata anak-anak udah pada kumpul siap mo berangkat didepan DEPNAKER kami tidak langsung berangkat katanya si nunggu satu peserta dari tangerang. Lama nunggu ternyata orang yang ditunggu dah ada dimobil. Kamipun berangkat. Aku naik menggelantung dipintu mobil, sepenjang perjalanan kami asyik bersendagurau sambil bermain gitar. Setengah perjalanan mobil yang kami tumpangi bannya bocor, setelah sopir dan kondekturnya mengganti ban kami melnjutkan perjalanan. Nyampe ditujuan sekitar pukul 10:30 WIB. Tadinya setelah rehat sebentar kami mo langsung ke pembukaan acara. Tapi karena tuan rumah blon siap akhirnya pembukaan kami laksanakan ba’da sholat jum’at. Aku berangkat menuju mesjid dengan tanpa alas kaki lantaran sandalku ada yang makai entah siapa, waktu itulah aku tersadar begitu banyak nikmat yang luput dari perhatian kita. Dimesjid aku begitu khidmat menyimak kata demi kata yang di khutbahkan sang khatib. Sunguh luarbiasa walaupun beliau sudah cukup tua tapi tidak kehilangan kekuatan kata-katanya apa-apa yang beliau jelaskan begitu rasional. Aku masih teringat apa yang beliau katakan bahwa agama itu adalah sehatnya akal tidak sempurna agama jika tidak memakai akal sehat. Walaupun pembicaraannya kadang terdengat kadang ga. Ba’da jumat sehabis makan acara pembukaan kami mulai. Aku sebagai ketua pelaksana (OC) sedikit grogi ketika memberikan sambutan sampai ngucapin bilahi fisabilil haq fastabiqul qhoiratpun belepotan. Banyak pelajaran yang bisa kuambil. selaku ketua pelaksana aku merasa malu lantaran kurang begitu maksimal melaksanakan mandat sebagai OC. Mungkin bisa dibilang sekedar numpang nama, karena ga ada yang mau jadi OC jadi sebenarnya aku Cuma mengisi kekosongan sebagai formalitas doang. Aku hanya memberi dua kali sambutan pembukaan dan penutup. Ketika acara DAD sehari berlangsung malamnya kami dikagetkan oleh isu yang sedikit memojokan kami. Setelah sebelumnya ada teror SMS ke HP ketum IMM. yang bernada sindiran menyangkut anggaran dana. Malam itu ba’da maghrib seperti biasa semua panitia berkumpul untuk breaffing ( evaluasi acara ) di hadiri oleh kang nas selaku tuan rumah. Beliau memaparkan respon beberapa warga yang memojokan dirinya. Padahal kang nas sendiri tadinya gat au pa-pa kalo kami melaksanakan DAD di desanya. Kang nas menyinggung masalah ketidakjelasan administrasi. Berapa hari acara akan berlangsung? Izin peralatan? Manual acara? Kata dia tidak terlampir dalam surat yang sampai kewarga. Supartapun selaku ketum mencoba mengklarifikasi masalah kebetulan dia orang yang terjun langsung kelapangan. Ia menuturkan kronologis proses pengiriman surat. Dia mengatakan sebenarnya dalam surat yang dia kirim terlampir: manual acara, berikut mohon bantuan konsumsi. Tapi dia akui tuk izin peralatan tidak terlampirkan. Akhirnya kami mengambil kesepakatan untuk menyelesaikan persoalan itu pada esok hari. Selesai breaffing aku langsung menuju peserta, karena kebagian tugas tuk menjadi moderator bang maat silawane. Yang mengangkat tema “ spirit al-ma’un dalam entitas muhammadiyah” setelah siang harinya aku menjadi mentor tentang kemuhammadiyahan. Aku sedikit kerepotan ketika mendapat pertanyaan2 yang dilontarkan peserta DAD yang bernama muhtadin. Bahkan dia lebih tau daripada aku sebagai mentor. Setelah aku membacakan kurikulum vitea pemateri. Bang maatpun langsung memaparkan maslah spirit al-maun tapi lebih kepada tataran praktis pergerakannya. Lama sekali beliau memberikan pemaparan padahal aku sudah memberikan isyarat tuk menyingkatnya. Tak ayal ada salahsatu peserta yang intrupsi kepadaku selaku moderator. Barusan bang maat eungeuh. Setion pertanyaanpun kubuka pertanyaan yang terlontar kebanyakn berhubungan dengan kajian tekstual, walaupun ada segelintir yang menanyakan kajian kontekstual. Jawaban2 yang diberikan bang maat hematku kurang begitu mengena sasaran. Beliau sedikit sekali menyinggung masalah kajian kritis terhadap muatan tekstual al-ma’un. Kira-kira pukul 22:25 WIB diskusi kututup. Aku mengambil tempat dideretan kursi paling belakang. Sambil mengamati saudara sholeh yang memberikan simulasi untuk me-refresh-kan otak para peserta yang seharian penuh dijejali begitu banyak materi. Selesai simulasi seluruh pesrta dipersilahkan tuk istirahat tidur. Adapun panitia malam itu sudah berkomitmen untuk melelek semalaman. Sekaligus mempersiapkan acara terakhir pengkaderan. Panitia di bagi menjadi 4 kelompok untuk menjaga pos masing-masing. Aku kebagian tugas di pos terakhir, bersama saudara iip, sholeh, mala, dan iroh. Dintara kami berlima saudra sholehlah yang yang lebih banyak Tanya kepeserta karena mungkin dia lebih berpengalaman ketimbang kami. Aku sebenarnya bukan ga bisa melontarkan pertanyaan tapi merasa aga sedikit terbatasi oleh pelabelan muhammadiyah. Dan ketika saudar sholeh berhenti bertanya, aku akhirnya menyapa peserta dengan pertanyaan tentang bagaimana seharusnya menyikapi perbedaan yang begitu kaya di Indonesia. Lega bagiku ketika menyimak respon para peserta. Ternyata mereka cukup toleran, menghargai pluralitas, itulah sebenarnya visi dan misiku selama ini yakni merindukan kedamaian umat manusia tanpa peduli perbedaan ras, golongan, warna kulit, ataupun agama. Karena kebahagiaan hidup hanya akan kita rasakan ketika angina kedamaian berhembus menyapa setiap kita. Pertanyaanku tadi sekaligus menjadi penutup untuk selanjutnya dilaksanakan ikrar peserta selesai kira-kira pukul 03:30 WIB. Kamipun kembali ketempat semula. Setelah shalat shubuh hampir semuanya tertidur lelap. Bangun-bangun sekitar pukul 08:00 WIB. Sebagian ada yang mandi sebagian mungkin ga. Acara DADpun kami tutup dan di akhiri oleh hiburan-hiburan dari pesrta dan panitia. Selesai sudah kegiatan DAD yang di laksanakan dari tanggal 05-07 mei itu. Sehabis dhuhur kamipun pulang.[] rabu 10 mei 2006.

Semenjak no HP si G ga aktif keadaanku laksana orang yang ga stabil. Aku kembali pemurung, ga bersemangat, tuk dekatin siapapun terutama makhluk yang bernama wanita. Bahkan tak jarang ketika aku lagi berjalan kemanapun kadang aku suka ngomong-ngomong sendiri tanpa jelas apa yang diomongin. Aku benci diriku sendiri, mengapa selalu dipermainkan oleh pikiran dan perasaanku sendiri? Akupun lebih sering tenggelam dalam buku-buk. Terutama novel DUNIA SOPHIE yang penuh dengan misteri dan muatan2 sejarah para tokoh filsafat. Bayangin buku yang terbilang tebal hanya dalam waktu kurang lebih satu minggu sudah kubaca separoh isi buku. Hampir seharian waktuku kuhabiskan tuk membaca novel itu. Akhirnya jenuh juga. Akupun berbaring menatap langit-langit kamar sambil merenungkan isi buku yang telah memenuhi batok kepalaku. Tiba-tiba aku teringat si G dan hari ulangtahunnya. Ingin rasanya aku bikin kejutan-kejutan seperti yang dilakukan albert knag kepada hilde atau SOPHIE yang semuanya serba misteri. Pi gimana caranya pikirku. Ah… aku punya ide! Aku pinta aja no’nya kesi zoe. “ zoe punten pisan, aq mnta no’ny si G aq jnji g bkl gnggu dia, no’nya kusimpan tk jaga2 klo2 ssuatu trjdi pdku” tit….tit….tit, SMSpun terkirim. Sambil menunggu balasan kubaca kembali novel DUNIA SOPHIE. Baru satu dua halaman kususuri HP-ku yang kutaro dikantong jas almamater mengernyit, jantungku berdebar-debar berharap itu balasan dari si zoe. Pi ternyata dari mamangku yang ada di ICAs PARAMADINA. Dia menasehatiku tuk gabung di RUMAH DUNIA asuhan GOLA GONG. Ga kubalas aku meneruskan membaca, selang beberapa menit HP-ku kembali bunyi. Ini pasti dari si zoe pikirku. Ternyata masih dari mamangku kali ini dia bilang “ daripada ikut2 organisasi yang hanya nguras energi n ga bikin luas wawasan mendingan banyak-banyak baca buku, karena dosen ga banyak ngasi pa-pa” ia juga pikirku. Semenjak itu aku lebih semangat lagi tuk membaca sampai-sampai aku ketiduran. Dalm tidurku aku seolah menyaksikan pa-pa yang telah kubaca. Haripun menjelang senja aku membeli sedikit makanan tuk batalin saum. Sambil membayar ke siteteh warung aku jelasin bahwa suaminya semalam ngasi kembalian salah seharusnya 300 malah 700. aku ga mo ngerugiin orang saat tanganku nerima kembalian azdhanpun tiba. Langsung kusedot sedikit es the sisri, rasanya nikmat banget.aku berbuka cukup dengan satu sachet biskuat kemudian sholat. Baru setelah baca buku sebentar aku mandi. Habis mandi kulihat bang yuz gi asyik main playstation dengan bang medi. Kuhampiri mereka. Tanganku seolah gatal ketika keduanya ga ada satupun yang bisa mencetak goal. Akhirnya aku gantiin bang medi ternyata memang susah juga ngelawan bang yuz. Pi dengan kesabaranku akhirnya bobol juga. Sebelum waktu mo habis kami minta mang jajat tuk menambah waktu setengah jam lagi. Sekitar pukul 21:15 WIB waktu habis. Aku berbaring lelah didepan layar PS. “ coba…ada yang SMS2” kataku keteman-temanku, merekapun tertawa. Ku SMS si rita kupancing tuk bisa tuker-tukeran buku ternyata dia mau. Dia bilang punya satu buku yang amat dia senangi yaitu “ MENJADI WANITA PALING BAHAGIA” buku yang pernah kukasi ke si G. setelah menjawab SMS si rita kami pindah ke meja yang tergeletak tak terurus di depan kamar bang yuz. Saat itu aku lapar banget! tukang nasgor blon juga lewat. Memang aneh sesuatu kalo kita tunggu-tunggu kadang ngeselin. Ga berapa lama tukang nasgor muncul juga. Aku pesan berdua dengan bang yuz. lagi enak makan di HP-ku ada panggilan masuk dengan nomor ga kukenal. Kuangkat.
G: “ hallo… assalamualaikum…bisa bicara sama philo…?” Tanya suara perempuan yang suara merdunya sudah ga asing lagi di telingaku.
P: “ ni siapa ya…?” tanyaku berlaga ga kenal.
G: “Ni G…!” jawabnya.
P:“ o …. Ni nomor barunya ya…?”
tiba-tiba HP-ku mati lowbat. Aku senang banget. HP kuhidupkan kembali dan dia manggil lagi pi sengaja ga kuangkat coz pasti mati lagi setelah selesai makan dan nyerahin duit ke bang yuz aku buru-buru me-recharge HP-ku aku berharap ia kan menelpon lagi. Lama kutunggu ga nelpon-nelpon juga. Malah satu SMS yang kuterima dari si zoe ngasi nomor si G yang mentari. Aku jadi bingung mana sebenarnya nomor yang di pake si G. si G’pun ku SMS aku pura-pura tadi ga bisa ngangkat telpon lantaran HP lagi ditinggal sebentar. Diapun langsung nelpon. Dan nanyain banyak hal.
P: “ Hallo assalamualaikum gi ada dimana…?”
G: “ dipondok… o iya philo kenapa si sekarang kayanya kamu beda banget..?”
P : “ beda gimana..?”
G: “ beda aja sekarang makin pendiam. Makanya G juga jadi ga enak mo ngedeketinnya. Tadinya si kemarin2 mo ta kasi langsung nomornya, pi kayanya kamunya konsentrasi banget baca buku… kenapa si… philo?”
P : “entahlah… aku juga bingung. Pi kan G tau nomorku kenapa ga SMS aja?”
G: “ soalnya aku lupa lagi itukan ada dikartuku yang dulu..”
P : “o …. Blon dipindahin..!”
G: “kamu ke si zoe SMS gimana si…? Kata dia kamu nakut-nakutin gitu.”
P : “ ga …ko Cuma mo tau nomor kamu doang. Biasa trik biar sizoe mau ngasi. aku minta maaf bukannya aku ga mo deketin kamu pi aku malu, abiz kayanya kamu canggung gitu kalo aku deketin. Makanya aku lebih sering sendiri sambil baca-baca buku.”
G : “ gimana ya …. G juga sebenarnya g enak masalahnya anak-anakkan dah pada tau! kan udah aku bilang dulu, aku ga mau punya gebetan satu kelas”
P : “ iya…ya.. ga usah permasalahin hal itu. Mang anak-anak suka bilang apa keka..mu….?”
G : “ suka ngeledekin gitu, kemarin juga waktu kamu ga masuk mereka bilang tengokkin si…. G. gi..tu, G kan malu…!”
P : “ ya…udah kamu bilang aja kita ga ada pa-pa gitu. Ngomong-ngomong bukunya dah abis dibaca blon ?”
G : “ udah….udah abis. pi G ga bisa nyimpulin,ya udah kan kamu sekarang dah tau no G… udah dulu ya… mat tidur yang nyenyak dan mimpiin bidadari. Assalamualaikaum.”
P :“ waalaikum salam ”.
telponpun kututup aku senang banget serasa hidup kembali.[] jum’at 19 mei 06.

Dadaku bergejolak hebat ketika melihat dengan mata kepalaku sendiri orang yang amat aku kagumi berbincang duduk berdua. Dengan seseorang yang juga sahabatku. Itu memang hal yang wajar sebenarnya. Kujuga ngerti ia ga kan bisa seperti itu denganku. Inilah mungkin suatu ujian yang akan mematangkanku. Hidupku memang harus ditempa, dipalu, dan dibakar, agar nantinya aku mampu menebas semua rintangan didepanku. Tuhan Kau memang begitu menyayangiku. Aku malu sekaligus iri pada-Mu, cinta kasih-Mu terus Kau alirkan kepada setiap makhluk-makhluk-Mu tanpa pernah memperdulikan borok-borok kami. Percikan api kepedihan yang kau berikan padaku begitu kecil mungil dibanding dengan nikmat tak terhingga yang selalu kukecap tiap detik. Tuhan berikanlah kekuatan kepadaku aku akan berusaha mendengar kata-kata manusia terbaik-Mu yang selalu menganjurkan untuk meniru akhlak-MU. Tuhan lagi-lagi aku tersadar bahwa aku makhluk egois, aku masih menaati napsu, bohong kalo aku bilang mencintai. Aku blon bisa tulus mencintai. Aku hanya mengharapkan cinta dari hamba-hamba-MU. Tuhan aku selalu mengharap cinta-Mu. Karena sekalipun seluruh makhluk-Mu jatuh hati kepadaku, demi Engkau yang menggenggam hidup dan matiku, itu ga berarti apa-apa jika Engkau membenciku. Tuhan izinkan makhluk-MU yang lemah ini menjadi perantara bagi kebaikan sebanyak-banyak makhluk-MU. Berikanlah kepada hamba-MU ini kalung ikhlas dan ketabahan, hamba ga akan pedulikan bagaimana hamba-MU yang lain bersikap kepadaku. Aku hanya rindu berjumpa dengan-MU. rindu cinta-kasih-MU. Rindu lautan rahmat-MU.[]

Tuhan aku berharap semoga cintaku kepada apapun tidak melebihi kecintaanku kepada-MU. Jadikanlah apa-apa yang kucintai itu menjadi perantara untuk meraih cinta-MU bukan yang lain. Engkaulah satu-satunya kekuatan dalam hidup dan matiku. Aku benar-benar yakin ga akan terjadi apa-apa kepadaku selama Engkau yang menjadi pelindungku, uang, wanita dan apapun bukan sesuatu yang kubanggakan apabila itu hanya akan menjadi jalan yang menjauhkan aku dengan Engkau, aku ga memiliki apa-apa karena Engkaulah aku hidup maka hidupku harus karena-MU. Detak jantungku akan terhenti, aliran darahku akan tersumbat kalau Engkau menghendakinya. Sungguh begitu agung kecintaan-MU Tuhan. Engkau selalu menanti dan memberi kesempatan kepada kami untuk kembali kepada ampunan-MU. walaupun kami slalu menjauhi-MU, melupakan-MU, bahkan ga jarang menghina-MU. Jangan biarkan aku lupa kepada-MU, walaupun kurang dari sedetik. jadikanlah setiap desah napasku, detak jantungku tidak pernah lelah untuk berdzikir mengagungkan-MU. Terakir ya Tuhan izinkanlah aku mengakhiri hidupku dalam hening sujud menghadap-MU……….cinta-MU Tuhan, ………… wajah-MU Tuhan ……….. cahaya-MU Tuhan ……….. limpahan rahmat-MU Tuhan ……surga-MU Tuhan ………. bidadari-MU Tuhan…….. anggur manis-Mu Tuhan………..[] selasa 23 mei 2006.

Tuhan…… kusandarkan hidup dan matiku untuk-MU biarlah manusia menganggapku sok suci atau apa yang jelas aku sangat rindu untuk menyaksikan orang-orang yang dimabuk cinta-MU. Aku ingin setiap orang dalam setiap hembusan napasnya dan detak jantungnya selalu menyertakan Engkau. Hingga kehidupan yang kami jalani senantiasa dibawah terang benderang petunjuk-Mu. Telah banyak yang kuingatkan melalui smsku baik yang kukenal maupun ga kukenal. Responnyapun bermacam-macam tapi ga sedikit yang terenyuh hatinya untuk kembali kepada-MU. Aku senang sekaligus malu pada-MU karena mungkin saja mereka yang kuingatkan ingatannya kepada-MU lebih kuat dibanding ingatanku.

Hembusan angin malam membuatku terbujur kaku berselimut duka dan asa, pikiranku melayang terbang bebas seolah berpantasi menyibak titik-titik misteri, rasa, asa, dan cinta. Kujadikan kacamata baca. Mengapa…. Mengapa? Genderang tanyapun bergelayut dibatok kepalaku. Ketika makhluk lembut yang kukagumi mengeras dan membatu mempertahankan pendiriannya tuk diam membisu. Akupun ga tau mesti bagaimana? Tapi selalu tumbuh sepercik harap ketika aku mengingat-MU. Karena engkau ga pernah diam membisu sekalipun kami ga pernah menyapa-MU. Kasih-MU itulah yang akan selalu membesarkanku, karena aku sudah berjanji tuk ga pernah mengganggu si G lagi, kemana aku hendak mencurahkan rangkai kata, suka duka. pikirku! Akupun teringat adeku. Sampai kata “adeku” diluar kamar terdengar suara teman-temanku mengajakku bermain playstation. Yo……! Seruku menyahut. Tulisanpun kuhentikan. Aku menuju saung PS yang terletak beberapa meter depan kamarku. Seperti biasa kami memilih game bola. Permainan aga sedikit terganggu oleh celoteh nakal bocah cilik, menghadapi layar PS satu setengah jam cukup melelahkan, perutpun berdemo minta diganjal. Untung bang yoz beli mie goreng 2 bungkus. Kami makan bertiga. Selesai makan kami menuju saung PS kembali menyaksikan om medi dan bang agus yang dari tadi belum selesai2 juga bermain, karena urusan lapar ga bisa ditunda mereka menyerahkan stik PS kepadaku dan bang yoz. Main kembali sekitar 10 menit. Selesai sudah main2 pada malam itu. Kami bertiga duduk santai dikursi dan meja yang tergeletak tak terurus, aku bercerita perjalanan melelahkan sianghari dari kapolda BANTEN ampe terminal pakupatan. Aku benar-benar kesal cape-cape datang ke kapolda berantem adu mulut dengan ke-5 orang polisi yang selalu menjadi sasaran tembak kebencian rakyat. Aku juga ga abis pikir dengan citra polisi. Aparat yang semestinya menjadi kebanggaan masyarakat, sebagai pengayom dan pelindung. ternyata kadang berlaku sebaliknya. Contoh untuk kejadian dikampungku yang katanya kantor kapolsek binuangeun di amuk masa lantaran ada salahsatu warga yang motornya diambil paksa, yang jelas tindak anarkis warga kuanggap kurang bijak. Tapi yang jadi pertanyaan kenapa para polisi menangkap banyak warga yang ga tau pa-pa. bayangkan kira-kira 13 mobil. Yang lebih heran lagi aku mendapat kabar dari adeku katanya sampai pintu belakang rumahku aja rusak dijebol. Apa mungkin bapakku coba menghindar pikirku? Sebab ga mungkin polisi ngejebol pintu secara paksa kalo bapakku ga menghindar. Repot juga kalo ini yang terjadi. Pi kupikir hal ini ga bakal berlarut-larut paling satu dua hari. Tadinya kubiarin tapi kalo harus berlarut-larut aku akan turun tangan semampuku. Aku ga abis pikir kenapa banyak orang tua ga ada satupun yang bisa berdiplomasi tuk membela diri? Kenapa harus takut dengan polisi? Padahal yang harus di takutkan adalah ketika menginjak ranah jalan yang ga diridhoi-Nya. Selama melangkah di bawah sinar terang petunjuk-Nya ga da yang mesti ditakutkan. Tapi ternyata rumit juga! Sebab bagaimana kita tau bahwa jalan yang sedang kita tempuh adalah jalan-Nya? Ukurannya apa…..? lantaran kadang baik menurut kita tapi blon tentu dimata Tuhan. Salah versi kita blon tentu anggapan Tuhan. Karenanya aku berkesimpulan manusia ga punya otoritas untuk menentukan benar-salah, iman-kafir, apalagi tuk menghakimi dan mengadili. Hanya Tuhanlah yang akan membeberkan kita yang sesungguhnya di pengadilan-Nya nanti. Disitulah keadilan akan berlaku, bukan lagi hukum manusia yang selalu bisa ditukar oleh lembaran uang. Dalam hal ini aku aga setuju dengan pendapat KARL MARX yang menyatakan bahwa motiv ekonomilah yang menggerakkan manusia tuk berbuat. Itulah tuhan-tuhan baru manusia modern.[] minggu 28 mei 2006.

Suasana kampus terlihat ramai. Ga biasanya hari itu banyak madding terpampang. Dijalan juga terlihat banyak anak kampus menenteng-nenteng kardus menggalang dana untuk korban gempa di yogya. Musibah yang seolah ga mo berhenti dinegeri ini. Bagiku semua itu merupakan salahsatu ekspresi kasih Tuhan karena mungkin banyak dari kita yang tertidur lelap. Ketika suara-suara Tuhan yang diwakili orang-orang suci ga lagi kita gubris, maka wajar apabila diguncang, ditendang, bila perlu disebor agar kita cepat-cepat terbangun. Tuhan hendak membangunkan kesadaran eksistensial kita. Celaka didunia ga mengapa kalo di akhirat kita bahagia. Tapi tentu kita ingin bahagia kedua-duanya. Ketika mataku membentur pengumuman dimading disitu kulihat pamphlet turut berduka cita atas meninggalnya saudari istianah. Kukira sahabat satu kelasku. Aku tersadar bahwa usia manusia tiada yang mampu meramalkannya. Akupun bahkan ga tau apakah masih diberi kesempatan untuk bisa menatap hari esok. Aku bersama bang yuz meluncur menuju ruang PBA da perlu kesalahsatu kawanku. Tapi suasana kelasnya begitu lengang. “kita kekelas aja yu!” ajakku ke bang yuz. Kami langsung masuk kelas. Aku kembali meneruskan tulisan resensiku yang kurasa blon maksimal. Akupun banyak mengutip dari buku MENALAR FIRMAN TUHAN karya komaruddin hidayat. Lagi konsen menulis kosma membagikan lembaran kertas quisioner masalah pacaran dan kehidupan anak muda. Buat apa ngurusin yang begituan pikirku. Aku tetap konsen dengan tulisanku. Tak lama berselang dosen ushul fiqh datang. Saat itu kami diajak diskusi masalah syar’o man qoblana (syariat sebelum nabi Muhammad). Hanya ada satu dua orang yang melontarkan pertanyaan. Malah saudara Aat selaku pemakalah yang banyak nanya ke dosen. Dia aga kebingungan ketika memergoki bunyi teks kitab suci yang menyatakan bahwa ajaran ibrahimlah yang menjadi pijakan agama-agama besar sesudahnya khususnya islam. Yang dia tanyakan. Kapan pertama kali islam muncul? Apakah ajaran ibrahim juga termasuk islam? Dan dosen hanya menjelaskan syariat yang direvisi atau diambil langsung tanpa revisi. Beliau ga berani mengatakan islam itu muncul sejak kapan. Maka akupun menjawab begini “ semua para utusan Tuhan pada dasarnya mengajarkan islam ( sikap tunduk dan pasrah hanya kepada satu Tuhan ) Cuma karena situasi dan kondisi audiens berbeda maka syariat yang berlakupun menjadi berbeda. Tapi intinya sama yakni mengajarkan sikap penyerahan total kepada Tuhan (islam). Jadi islam hadir sejak nabi adam”. Tegasku. Pernyataanku sekaligus menjadi penutup diskusi. Karena dosen selanjutnya ga hadir aku langsung keperpus untuk mengembalikan buku yang kupinjam. Masuk perpus aku lupa tata tertib bahwa ga boleh bawa jaket masuk. Diatas aku ditegur petugas perpus tadinya mo kutaro diatas aja pi ga boleh. Dengan kesal jaket kulempar kebawah jatuh menimpa lemari dengan suara cukup mengganggu konsentrasi. Setelah berputar-putar mencari buku ISLAM DOKTRIN DAN PERADABAN ga ketemu akupun memilih tuk meminjam buku ISLAM PLURALIS karya budhy munawarrachman, dan ANAK KECILPUN BERFILSAFAT buku terjemahan penulis barat. Lagi turun menginjak anak tangga aku berpapasan dengan sahabat lamaku seorang wanita yang pernah menaklukan hatiku. Setelah tuker-tukeran nomor HP aku langsung balik kekosan. “ hilang satu tumbuh seribu “ aku teringat film siduta yang berperan sebagai abi bagaimana dia disakiti seorang cewek dan langsung menemukan penawarnya lagi. Ini juga harapanku ketika orang yang sangat kukagumi dikelas ga lagi mau peduli aku yakin teman lamaku ini bisa membantuku untuk menjadi sahabat yang mau mendengar keluh kesah, dan suka duka yang kurasakan. Nyampe dikosan dia langsung ku-SMS seperti biasa dengan sedikit pujian, karena aku tau perempuan paling suka dipuji. pujian segala-galanya bagi mereka HP kutaroh dikantong jas almamater aku bermain PS sampai adzan dhuhur setelah solat aku ga mau tidur. Kubaca dengan begitu antusias buku ISLAM PLURALIS, serasa ingin kuhabiskan hari itu juga tapi baru aja seperempat bagian buku aku kelelahan, konsentrasiku kabur. Akupun bermain PS kembali bersama bung Medi. Waktu berputar begitu cepat magribpun tiba aku berbuka seperti biasa segelas teh sisri dengan satu sachet biskuat. lagi berbuka adeku Mil SMS ” met brbuka k’ku yg baik,aq sng pnya kk baik spti kk, ntar ppshn MAN diislamic hdr g ? ” kujawab. “ Insya 4jj1 kl g da hlngan kk hdr. Jgn berlbhn qt sma2 bljr kk jga bnyk bljr dr kmu ”.[]
senin 29 mei 2006.

Roda sang waktu bergulir begitu cepat tak terasa satu tahun sudah aku menghabiskan waktu dibangku kuliah. Karena kemarin tepatnya hari sabtu tangggal 03 juni 2006 bertempat digedung Islamic anak-anak kelas 3 MAN 1 SERANG mengadakan acara perpisahan. aku berangkat kesana sekitar pukul 10:20 WIB tadinya aku ragu mau masuk lantaran ga ada temen alumni satupun yang kukenal. dengan ragu-ragu akupun masuk. dipintu gerbang aku ketemu si buang, koko, atho, asep, saedi, akupun sedikit lega. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar banyak dari mereka yang pada pergi ketempat berlangsungnya acara di lantai dua. Tadinya aku ga ikut keatas pi karena jenuh aku akhirnya menyusul. Mo tau siapa aja yang dah pada hadir. Aku ketemu si oche, nta, dan langsung ke atas. Disana ada si farhan dan si azhar, sampai akhirnya aku ketemu si ogi.
O: “si….G juga kesini loch…!”
P : “masa….?! Trus sekarang dimana?”
O: “ga tau biasanya dengan teman adeku! Coba aja yo kedepan”. Kamipun kedepan, pas si ogi nanyain keteman adenya ternyata si G tepat berada di sebelahnya.
G: “ eh…. Duduk….duduk….sini,” jarang aku diperlakukan seperti itu. Kami duduk tepat dibelakangnya.
P : “ mo mentas ya G…?” tanyaku basa-basi.
G: “G…. nghadirin aja…! Eh…. Tuh si mil”. Sambil menepuk pahaku.
P : “ mana..?” aku pura-pura ga tau.
G: “sapa…. Dong..!” katanya lagi.
P : “ orang kejauhan susah ngobrolnya. O…ya klo si emi yang mana?”
G : “tu… yang disampingnya… yang ga pake kacamata!”
Ga lama ngobrol rombongan si G’pun diminta panitia tuk siap-siap mentas kasidahan. Kamipun berpisah, beruntung sekali aku datang pikirku karena aku belum pernah lihat si G mentas. Lantaran ga ada lagi teman tuk diajak ngobrol tadinya aku mau keluar. Tapi dari sebelah kiriku ada yang manggil…..” philo… kesini ” serunya. Tenyata si Nur teman sekelasku dulu yang lumayan akrab. Langsung kudekati kami ngobrol panjang lebar bercerita pengalaman selama ga ketemu disitu juga ada si Oche kamipun ngobrol bertiga. Karena acara di-pending sebentar untuk sholat dhuhur kamipun berpisah. Aku jalan tanpa teman menuju mesjid sampai akhirnya ketemu si ogi lagi setelah sholat kami kewarung sebentar sekedar rehat sambil minum es. Kami ngobrol sana-sani ngobrolin si Tb, si G, sampai aku dikenal sebagai anak yang hobi berfisafat. aku ga tau julukan itu dari mana ? mungkin karena tulisanku dulu “ AGAMA MENU RESTO ”. setelah reda haus dahagaku aku bersama si ogi keatas lagi dan aku aga sedikit menyesal satu pentas yang kutunggu-tunggu ga kusaksikan. Pas aku mo masuk rombongan si G keluar sambil melambaikan tangan kearahku. Aku jadi malas masuk, setelah berfikir sebentar aku memutuskan tuk kedalam. Siapa tau ada banyak temanku disana. Temen yang datang sih banyak pi kenal gitu aja kurang begitu akrab. Aku benar-benar ngrasa seperti orang asing teman-temanku itu begitu asyik ngobrol sana-sini tanpa kungerti arah obrolannya kemana, aku muak obrolan yang ga membuatku berfikir, entah mengapa aku selalu merasa terasing ditengah keramaian. Aku memilih pulang, kuteruskan memperbaiki sketsa lukisan seorang cewek yang sempat mengguncangkan kestabilan hidupku. Tapi melalui dialah aku belajar menerima kenyataan bahwa tidak semua yang kita impikan bisa kita raih. Seperti sekarang bersama si G. ia juga mungkin diutus Tuhan untuk kembali mengajariku tentang sebuah arti ketabahan. Aku bersyukur. Tuhan selalu mendidikku dengan keindahan cinta hingga aku selalu bahagia.[] minggu 04 juni 2006.

Menjelang hari tenang aku manfaatin tuk pulang nemuin kedua ortuku di kampung, niatnya sih mo bareng dengan si acin. Tapi karena aku tungguin di terminal ga ketemu. Akupun pulang sendiri. Dirumah ga nyampe seminggu lantaran aku dikabarin oleh kang ma’ruf tuk menyaksikan seminar yang begitu menarik. Dengan narasumber dari 3 organisasi yang cukup berpengaruh yaitu JIL, MUI Banten, dan HTI banten. karena sangat sayang apabila aku lewatkan besoknya aku langsung kembali ke Serang.
Pagi itu aku dibangunkan oleh seorang cewek yang telah mendewasakanku. Sikap bijaknya telah memberikan begitu banyak pelajaran. Satu hal yang aku peroleh dari dia, bahwa kita tidak bisa lari dari kenyataan. Bahwa tidak semua yang kita harapkan bisa kita raih. Setelah ngobrol sebentar dan dia menutup pembicaraan dengan salam. Akupun langsung mandi, karena hari itulah untuk pertama kalinya aku akan menyimak langsung dialog 3 wadah yang cukup berpengaruh di Indonesia yaitu JIL yang diwakili langsung oleh koordinatornya yaitu cak moqhsith, MUI banten yang diwakili oleh pak fauzul iman, dan HTI banten yang diwakili oleh Muhammad yasin muthahar. Acara di mulai dengan pembacaan ayat suci al-qur’an yang begitu menyejukkan. Dilanjutkan oleh sambutan dari coordinator umbruch circle ( abdul malik ). Kemudian masing-masing perwakilan menyampaikan pemahamannya akan tema yang diusung “ PENOMENA REVIVALITAS ISLAM DI BANTEN ”. terus terang aku mengagumi ke-3 narasumber. Namun ketika setion Tanya jawab aku aga menyesalkan karena banyak dari audiens yang berkali-kali menggemakan takbir yang berkonotasi menyudutkan JIL. Inilah mungkin yang memunculkan kalimat anjing hu akbar oleh teman-temanku di IAIN bandung dulu. Karena apa ? kalimat takbir yang begitu agung dipake untuk menyudutkan orang lain dalam hal ini JIL. Rupanya budaya benci dan curiga terhadap yang berbeda masih begitu kuat. Dan aku sangat terkesan dengan ketenangan cak moqhsith ketika mengklarifikasi selentingan-selentingan audiens yang sering menyudutkan posisi beliau. Aku merasakan semangat universalitas islam ketika beliau menuturkan semangat JIL dalam menjunjung tinggi nilai-nilai islam, diantaranya semangat keadilan hak asasi manusia, dsb. Sebenarnya tidak berbeda dengan apa yang dicita-citakan HTI untuk melegal-formalkan syariat islam. Perbedaannya Cuma masalah semantic sebenarnya. Kalo JIL mungkin berusaha menjunjung nilai-nilai islam dalam wacana global. Sementara HTI mungkin lebih senang dengan literalis arab. Mereka kurang begitu nyaman dengan istilah-istilah barat. Dalam hal ini aku menilai JIL lebih cenderung kepada pemahaman subtansial, sementara HTI sebaliknya yaitu literalis. Ketika cak moqhsith menyinggung masalah syariat islam misalnya beliau menyatakan tidak perlu melegal-formalkannya dibawah konstitusi Negara. Sholat misalnya orang-orang JIL jarang sekali menyinggung syariat yang berkenaan dengan wilayah privat, itu beliau katakan tidak ada gunanya. Karena kita tidak bisa memaksakan hal-hal privat itu tadi. Syariat islam tidak berhenti pada perintah potong tangan dan purdah saja, karena memang ga ada jaminan dengan diberlakukannya kedua hal tersebut bisa merubah tatanan social menjadi lebih baik. Apakah mencuri hanya dengan tangan? Korupsi itu bukan sembarangan ga bisa terhenti hanya dengan potong tangan. Sehingga kita perlu mereinterpretasi ualng gagasan apa makna di balik tangan?. Posisi pak fauzul iman yang duduk ditengah sangat pas sekali karena seperti itulah semestinya tugas MUI. beliau menyatakan heterogenitas merupakan sesuatu yang natural, tidak ada the ending of ideology. Seperti itulah memang bahkan tuhan menyatakan dalam buku sucinya bahwa diciptakannya keberbedaan sebagai ujian siapa nantinya yang lebih baik dipengadilan-Nya kelak. Jadi minhaj atau jalan tidak mungkin bisa diseragamkan bahkan dalam literatur kaum sufi menyatakan bahwa jalan menuju tuhan sebanyak jiwa anak adam. Kita tidak perlu mempermasalahkan ideology kalo tujuan kita sama. Yaitu berusaha mendekati Tuhan. Logika praktisnya begini. Tarohlah kita letakkan sebuah benda ditengah-tengah dari masing-masing penjuru diintruksikan untuk menyentuhnya secepat mungkin. Bisakah benda itu cepat tersentuh apabila masing-masing pihak terlebih dahulu harus mempermasalahkan posisi?. Semoga kita tidak berlaku seperti anak kecil. Mari ber-bhineka tunggal ika karena menurut hematku tidak ada ideology islam manapun yang benar-benar memiliki kebenaran hakiki atau sejati. Paling-paling hanya kebenaran nisbi. Maka dari itu untuk masing-masing pihak yang kebetulan beda ideology mari jernihkan hati dan pikiran bahwa kita makhluk lemah yang ga punya daya dan upaya. Hanya tuhanlah pemilik kebenaran sejati. [] kamis 22 juni 2006.

Pra PUM tiba tepatnya satu minggu sebelum hari H-nya, lingkungan kampus dipenuhi aneka pamphlet para kandidat calon yang menjual nama-nama perbaikan dan kemajuan kampus. Padahal pada kenyataannya mereka hanya disibukan oleh vested interest masing-masing. Masing-masing calon berupaya semaksimal mungkin mencocok hidung para mahasiswa agar mendukung dirinya sementara kearah mana kampus akan di bawa hampir ga ada satupun mahasiswa yang nyoblos mengetahuinya. Mereka hanya terbuai bujuk rayu peserta calon yang bermulut manis namun berhati iblis. Kenapa aku berani katakana iblis. Ya… iblislah…! Gimana ga? Bersaing aja mereka ga sehat, mengangkat dan mengagungkan diri sebagai yang terbaik dan menjelek-jelekan calon yang lain. Oleh karenanya aku mengatakan diri “ mashlahah kampus yes, masalah partai no ”. aku bukan MAWAR, bukan PANDAWA, bukan MARHABA, bukan pula DEWA, tapi aku semuanya. Sebagai satu civitas akademik. Yang jelas siapapun yang akan keluar sebagai pemenang itulah yang mesti kita dukung dan Bantu. Demi terciptanya kemashlahatan kampus dimasa mendatang. Karena legalitas-formal sebagai pemimpin bagiku ga penting. Yang penting kita bisa ikut berperan aktif demi kemashlahatan kampus. Itu aja…..!.[] sabtu 01 juli 2006.

Cinta memang gila dan mengalahkan segalanya. Cintalah yang telah menyihir dunia yang gelap menjadi terang benderang. Begitu juga sebaliknya. Tergantung cara dan apa yang kita cintai. Kalo aku teringat masa kecilku dulu rasanya sungguh menggelikan, bayangin aja kelas 4 SD aku sudah mengalami rasa rindu pada lawan jenis. Gilanya lagi aku pernah hampir dibuat stress setiap hari mulutku ga mo berhenti menyebut namaku dan nama cewek yang aku cintai. Satu hal yang begitu menyenangkan waktu itu yaitu saat aku menatap kerlingan mata aga sedikit genit, disertai senyum malu campur manja. Rasanya ga ada lagi hal terindah selain kedua hal itu. Untuk mendapatkan dua hal itu tadi sampai-sampai aku hampir berhenti sekolah madhrasah. (MI) lantaran sering bolos untuk menemui cewek yang telah memberi keindahan itu. Kadang kami ketemu di gardu, kadang juga tanpa sengaja ketika aku main kerumah kakekku kebetulan dia juga lagi ada dirumah neneknya yang berjarak hanya beberapa meter dari rumah kakekku. Kalo udah gitu biasanya kami saling intip lewat jendela main mata sambil kucing-kucingan. Dan kalo malam tiba sehabis ngaji dirumah kakekku biasanya aku ga langsung pulang. Tapi ketempat belajar ngaji cewek itu dulu pura-puranya sich nonton TV padahal ya itu…! Ingin ngeliat dua hal itu tadi. Demi dua hal itu kadang aku harus rela menerobos kegelapan malam. Dan anehnya ga pernah terbersit rasa takut sedikitpun yang ada hanya rindu melihat wajah kekesihku. “cinta membuat anak kecil takut gelap menerobosnya dengan obor kerinduan.” [] rabu 05 juli 2006.

Rosyidah sofiyati yang akrab kusebut oche adalah satu-satunya teman cewek yang kunilai paling baik. Ia ga pernah mengecewakanku sedikitpun semenjak aku mengenalnya waktu di SMU hingga kini. Pribadinya selalu membuat kagum siapapun yang mengenalnya. Itulah mengapa dulu aku begitu ngebet untuk bisa menyentuh hatinya. Hingga semua perasaanku yang kutulis di buku diaryku hampir semua berisi tentang kekagumanku kepadanya. Sekarang buku itu ia pegang. Biarlah pikirku…! Agar dia bisa lebih tau bahwa ada seseorang yang selelu mengaguminya. Dan setelah sekian lama kami jarang ketemu akhirnya setelah dia megang HP. Aku dan dia bisa berkomunikasi lagi. Kadang kami bertemu. Aku juga ga ngerti kenapa akhir-akhir ini dia sering sekali mengajakku tuk ketemuan. Kadang pertanyaan-pertanyaan itu sedikit membongkar kembali perasaan yang telah kukubur dalam-dalam. Tapi hal itu cepat-cepat aku tepis aku ga mo mengulang kesalahan tuk kedua kalinya. Cinta bagiku tak lagi sebatas kata, maupun legalitas bentuk pacaran, itu ga penting. Kehadirannya, kebaikannya, perhatiannya itu sudah begitu menghibur bagi kesendirianku. Ada satu momen yang rasanya penting untuk kucatat. Ketika itu aku sedang berbincang ringan dengan sahabatku hilmi, masalah PUM yang kebetulan dia sendiri nyalonin diri sebagai BEMF. Lagi asyik ngobrol HP-ku bunyi ternyata si oche nanyaiin keberadaanku, setelah kukasi tau ia langsung menemuiku. Seperti biasa aku hanya kami hanya ngobrolin masalah keseharian. Dan aku sedikit heran pasalnya si oche bersikap ga biasanya ia banyak diam hanya pendengar setia omonganku. Sampai akhirnya muncul kawan dekatnya yang bernama dhoni, ia langsung mengajaknya kekantin. Herannya si oche langsung mo dan kelihatannya begitu antusias menyambut ajakannya. Mereka pergi berdua meninggalkanku sendiri yang berdiri mematung dengan perasaan sedikit bingung. Dari kejadian itu aku ngerasa ada yang salah dengan kedekatanku dengannya. Bukan berarti aku ga mo dekat dengannya, bahkan aku berharap untuk bisa selalu dekat dengannya. Hal yang terpikir olehku adalah aku takut si oche dah punya cowok. Aku ga mo sampai ada orang yang ngerasa terganggu dengan kedekatanku sama si oche. Akupun utarakan hal itu ke si oche via SMS. Ia ga ngebalas pertanyaanku malah dia minta ketemu. Katanya dia mo ngejelasin langsung di depanku. Pi karena situasi lagi UAS mo ketemu tu sangat susah sekali. Berkali-kali kami berjanji selalu aja ada halangan. Hingga lama rasanya kami ga berkomunikasi. Sampai-sampai SMS yang kukirim kepadanya terbawa oleh emosi kesendirianku yang tebujur sepi di kamar kosan. “ akhrny smua yg k’tkutkn yg k’elak’kn trjdi jga,smua shbt2ku stu perstu mnngglknku.aq hny bs brhrp smga klian sllu brmhkta bhgia dmnpn klian brada ”.
Pagi-paginya waktu shubuh aku mendapat balasan katanya dia ga mo apabila sampai persahabatannya denganku berakhir. Dan minta tuk bisa ketemu hari itu. Ya… udah aku ajak dia ketemu di tempat biasa aku nongkrong. Aku sangat ingin mengajaknya sekali-kali tuk makan bareng bersamaku. Dia jawab dia bingung nentuin waktu soalnya dia masuk jam kedua. Akhirnya aku putuskan agar dia datang sekitar pukul 09:00 WIB aku ga tau kalo jam kedua itu pukul 09:40 WIB. Untung aku keluar cepat kurang lebih 10 menit soal akhlak tasawuf langsung aku rampungkan setelah faraf absent akupun langsung keluar. Baru aja mo ku SMS dia SMS duluan katanya dah nyampe di wartel RATU aku langsung bergegas menemuinya. Kami ngobrol hanya sebentar, namun hal itu menyisakan obat untuk menenangkanku.[] sabtu 08 juli 2006.

Setelah ujian teori selesai teman-teman sekelasku semuanya sibuk mengatur rencana untuk refhresing sebentar sebelum ujian praktek. Kosma dan beberapa orang temanku rencananya mo kerumah si oji. Hari itu klo ga salah hari sabtu aku sedang tiduran sambil membaca-baca materi yang akan dipraktekan. Si gus datang ngjemput si yuz, saat dia nemuin si yuz di kamarnya aku ngeluyur keluar tuk cari makan sambil mo membeli beberapa lembar polio buat nulis teks khutbah. Lagi enak makan sambil mikir-mikr apa yang mo kubahas dalam teks khutbah. HP-ku bunyi ternyata dari kosma, sengaja ga kuangkat soalnya aku tau masuk dia menelponku pasti hanya membujukku tuk ikut kerumah si oji. Lantaran aku ga mo ikut walaupun kosma berkali-kali menelponku tetap jag a kuangkat. Aku ga enak klo aku nolak sementara kosma pulsanya berkurang. Selesai makan lagi balik kekosan dijalan aku ketemu si gus diapun mengajakku.
G : “hei…ayo kerumah si oji…..?!”
P : “ga….lah sok aja aku ga punya duit!” alasanku
G : “ ayo….ikut aja ga ….pa-pa!”
P : “ ga…. Ga mo duluan aja!”
Diapun pergi sendiri mereka berangkat setelah dhuhur. Dan pagi-pagi sekali sudah balik kembali kekosan. Diapun ceritain pengalaman sewaktu dirumah si oji. Aku hanya mendengarkan tanpa banyak komentar. Setelah cerit-cerita dan rehat sebentar ba’da dhuhur ia pulang ke anyer. Malamnya aku bersama ketiga orang temanku berencana tuk nonton bareng pinal piala dunia 2006 antara ITALIA vs PRANCIS. Rencananya sich mo nonton di alun-alun pi karena di belakang kosanku ada acara nonton bareng juga akhirnya kami ga jadi ke alun-alun. Jalannya pertandinga sangat mendebarkan. Blon nyampe 10 menit pertandingan berjalan ITALIA harus kebobolan lewat tendangan zizou dari titik putih lantaran ada salahsatu pemain prancis yang di ganjal di daerah kotak pinalti. Sontak para pendukung prancis berteriak girang termasuk aku. Namun sebelum peluit babak pertama usai, ITALIA mampu membalas lewat tandukan matterazi. Kedudukan imbang 1-1 bertahan hingga turun minum. Di babak kedua permainan sedikit berubah prancis lebih banyak menguasai bola, namun ada suatu yang mengejutkan ketika zizou sapaan akrab zinedine zidane menanduk dada matterazi, wasit mengeluarkan kartu merah atas perlakuan zidane. Sungguh disayangkan sosok zidane yang memukau dilapangan harus di coreng oleh perlakuan kurang bijaknya. Tapi setelah menyimak berita tentang alasan zizou melakukan hal itu akupun bisa memakluminya. Siapapun akan terpancing emosinya jika ibu dan adiknya dihina seperti itu. Tapi sebenarnya zizou ga perlu melakukan itu. Dengan keluarnya dia sebagai kapten lapangan. prancis ga mampu menambah gol hingga 2x15 menit babak tambahan usai. Perang dari titk putihpun dilakukan. Akhirnya prancis harus menelan kekalahan 5:3 setelah david trezaguet ga berhasil menyarangkan sikulit bundar karena membentur mistar gawang dan pantulannya tepat di garis gawang. Bartez terduduk lemas ditiang gawang menerima kenyataan pahit. Jagoankupun kalah.[]

Dua hari berselang setelah piala dunia berakhir tepatnya hari sabtu aku harus sudah ada dikampus sekitar pukul 08:00 WIB. Untuk menyelesaikan beberapa materi praktek ibadah yang blon terselesaikan. Praktek yang kami terima ga serumit yang aku kira. Hanya disuruh khutbah selebihnya di wakilkan oleh sebagian temanku. Setelah praktek tadinya aku mo langsung pulang. Pi karena masih senang kumpul-kumpul bareng teman akhirnya aku tunda esok hari. Esoknya aku berangkat dari kosan sekitar pukul 14:00 WIB. Seperti biasa sepanjang perjalanan banyak turun naik para pengamen. Yang selalu saja bisa mengetuk kesadaranku. Lagu-lagu yang mereka bawakan lebih bisa aku hayati daripada dinyanyikan oleh penyanyi aslinya. Aku tiba dirumah tetehku pas ashar. Aktivitas keseharianku dirumahnya nyuci’in pakaian dan pagi-pagi nyuci mobil. Pi karena sekarang sudah ada computer dalam waktu senggang aku sempatkan tuk mengetik seperti yang kamu baca sekarang ini. Lumayanlah buat ngelancarin. Besoknya hari jum’at aku berangkat bersama kakak iparku sebelum pukul 11:00 WIB. Nyampe di Islamic, sebelum turun dari mobil beliau ngasiin uang. Kukira tuk ongkos naik ojek. Takutnya dia mo langsung nemuin rekan bisnisnya ba’da jum’at. Uang itupun kukantongi dan aku pisahkan Rp 4000,- buat ongkos dan Rp 6000,- buat ngasi pengemis. setelah mengambil air wudhu aku langsung masuk mesjid. Aku benar-benar terkesan dengan khatib jum’at waktu itu. Tausyiah-tausyiahnya berkali-kali membuatku melelehkan airmata. Terutama ketika beliau menerangkan kisah ibrahim ketika mendapat wahyu tuk menyembelih anaknya isma’il. Bagaimana seorang ibrahim mengajarkan tentang HAM. Ia dengan bijak meminta pendapat anaknya dulu ketika mo melaksanakan titah tuhan, padahal walaupun ia langsung menyembelih paksa anaknya ia tidak akan berdosa. Karena itu merupakan perintah langsung dari Tuhan. Dan ismail menyambut perintah itu dengan ucapan kurang lebih “ ayahku …. Apabila itu benar perintah Tuhan lakukanlah jangan ragu insya4jjI ayah akan mendapati aku sebagai orang yang sabar”. Airmataku terus meleleh menyimak peristiwa sejarah yang begitu mengharukan. Begitu kuat keberislaman mereka, mereka begitu tunduk dan pasrah terhadap apa-apa yang diperintahkan-Nya. Jangankan harta, jiwa, raga sekalipun ga berarti apa-apa mereka korbankan semuanya hanya untuk Tuhan. Selesai sholat jum’at aku harus kembali menangis lewat doa-doa yang dipanjatkan oleh sang imam. Selesai doa baru aku keluar. Ditempat penitipan sandal aku bertanya ke kakak iparku apakah dia mo ke rumah dulu apa ga. Ternyata dia kerumah dulu. Dengan begitu uang yang ia kasipun aku berikan semuanya untuk mengemis yang aku lalui. Nyampe rumah setelah ganti pakaian kakak iparku langsung pergi lagi. Diapun berpesan agar memanggil tukang cervice AC mumpung lagi ada aku katanya. Mungkin dia khawatir takut klo 2 tukang AC sampai mengganggu tetehku. Besoknya aku di ajak ke CITOS (cilandak town square) dan itu ga begitu membuatku terkesan. Ya…gitu-gitu aja namanya juga pusat perbelanjaan. Yang membuatku terkesan adalah perjalanan keesokan harinya. Hari minggu. pertama aku di suruh tuk mengambil karpet yang terpasang di bawah meja makan tapi tanpa memindahkan mejanya. Aku rada bingung gimana pikirku? Kakak iparkupun ngasi contoh dan dia berpesan kepadaku bahwa dalam menjalani hidup pintar aja ga cukup tapi dibutuhkan kecerdasan agar bisa bertindak cepat dan tepat. Setelah kugulung langsung ku taro kedalam mobil bersama beberapa potong pakaian untuk di loundry. Ditempat loundry aku baru tau ternyata harga binatu karpet disesuaikan dengan ukuran luas karpet. Luarbiasa pikirku, untuk membersihkan karpet saja diukur, tapi kadang hati kita ga pernah kita ukur. Sehingga hati yang semestinya lapang dan bersih menjadi sempit dan kotor padahal layaknya sebuah karpet kita harus selalu mengukur kapasitas hati yang hendak kita bersihkan. semakin kotor hati yang kita miliki semakin mahal harga (upaya) yang harus kita bayar untuk membersihkannya. Dari situ kami meluncur tuk cari sarapan, kami makan soto dekat restoran padang ga jauh dari Islamic. Sebelum makan kami melihat-lihat Koran yang kebetulan ga jauh dari tempat kami mo makan. Saat itu aku ngasi tau buletin CAHAYA SUFI yang dibagian cover’nya ditulis “ GUSDUR, AL-QUR’AN, & PONOGRAFI ”. ke tetehku. Kakak iparku tau diapun membelinya untukku. Kebetulan pikirku. Untuk mencari kejelasan mengenai isu bahwa GUSDUR telah menghina al-qur’an. Dengan mengatakan sebagai kitab paling porno. terus terang ketika aku membaca bukunya hartono saja aku mencium ada misunderstanding persepsi antar yang dituduhkan dengan konteks ketika gusdur bicara. Dan aku berniat untuk membuat tulisan yang akan kuberi judul “GITU AJA KO REPOT.GA USAH DIREPOTIN ”. dalam bulletin ini kita diingatkan untuk bertabbayun (mengklarifikasi langsung keorangnya) agar tidak terjadi kesalah-pahaman yang hanya merugikan kita semua. Setelah selesai makan kami menuju SARINAH. Di tengah perjalan yang sedikit macet aku terharu menyaksikan lelaki yang terbilang sudah cukup umur dengan kaki sebelahnya memakai tongkat. Dia menjual kacang goreng dari mobil ke mobil. Ketika ada yang ngasi uang dari dalam mobil tanpa membeli dagangannya lelaki itu menolaknya. Rupanya dia ga mo dikasihani walaupun kondisi dirinya cukup memprihatinkan. Nyampe SARINAH keliling-keliling sebentar kami lalu ke plaza Indonesia. Tadinya si mo nonton film superman yang kebetulan lagi booming dibioskop-bioskop. Tapi karena jam tayangnya terlalu sore akhirnya kami ga jadi nonton. Dan mataku lelah menyaksikan begitu banyak cewek-cewek cantik dengan pakaian superseksinya yang rata-rata dari rumpun china. Patut disayangkan perhiasan indah yang mestinya mereka jaga dan pertahankan diumbar begitu aja. Aku setuju dengan perkataan filsuf barat yang menyatakan “produk-produk yang banyak diciptakan manusia itu sebagian besar dibuat hanya tuk memenuhi tuntutan wanita. Itulah wanita surga sekaligus neraka bagi dunia. [] minggu 16 juli 2006.

Bala bencana yang merongrong bumi pertiwi seolah tak mo terhenti. Setiap hari kita harus menyaksikan ratap duka korban yang ditinggal pergi familinya. Akibatnya orang-orangpun trauma ketakutan dimana-mana. Padahal dulu sewaktu aku masih kecil klo ada gema yang dalam bahasa sunda disebut lini, itu ga terlalu dikhawatirkan, paling-paling semua keluarga berucap la’ilaha’ilallah. Sewaktu kecil kalimat itu ga mampu aku pahami. Aku anggap hanya peredam gempa. Tapi klo sekarang coba aku renungkan kalimat itu menjadi kalimat sakti yang pernah kukenal. Sehingga aku memahaminya bukan lagi sebatas peredam gempa, tapi lebih kepada tamparan kesadaran eksistensial siapa kita? Siapa Tuhan kita? Kalo orang sudah memiliki kesadaran seperti itu aku rasa sudah ga ada lagi yang mesti ditakutkan. Mereka hanya akan menyesal ketika kesadaran itu tercerabut. Karena kalo kita sudah ga sadar siapa kita dan yang telah menciptakan kita. Hidup senyaman dan seenak apapun akan sia-sia. Akupun mencoba meng-eksplor pemahaman itu ke sahabat-sahabat yang kukenal via SMS. Ku SMS si oche, isti, dan si G. ke si G aku SMS gini. “ G km tu’kn kmrn d’daerhku, trjd gmpa ckup bsr n hngga dtik ni aq blon smpt nmuin k’2 ortuku. Doa’in y gar kmi skluarga sll brdzkir mnggngt k’agngan-Ny ”. selain tuk mengingatkannya aku juga hendak menguji sejauhmana kejelian dia dalam memahami sebuah kalimat. Lama aku menunggu responnya. Malah yang masuk telpon si haris kawanku yang da di bandung. Dia juga menyinggung masalah gempa. Pi karena HP-ku mati melulu akupun ga sempat ngejelasin. Si harispun katanya mo nelpon si nur aja. Situasi yang dingin disertai hujan yang cukup deras membuatku tertidur, pi ga lama karena terganggu oleh bunyi HP-ku, pas kuliat siapa yang calling ternyata si G, aku sedikit salah tingkah bagaimana aku menjelasin seandainya dia benar-benar panik dan salah memahami teks SMS yang kukirim. Tadinya si ga mo kuangkat. Aku takut dia ngrasa ditipu oleh bunyi SMS-ku. Aku berlalu turun dari kamarku tuk mengambil charger khawatir dia terus-terusan mencoba menelponku. Sambil merecharge ku SMS dia tuk membaca ulang bunyi SMSku tadi ku bilang kalo dia paham pasti ga khawatir lagi. Setelah dua kali SMS memintaku tuk mengangkatnya. Baru kuangkat. Blon sempat ngejelasin HP-ku mati. Beberapa menit diapun nelpon lagi.
G : “ …..kenapa lowbat…ya? Trus di charge…ga?”
P : “ iya… mati aja padahal lagi direcharge!”
G : “ eh…. Trus kejadiannya gimana…..dah ketemu blon ….sama ortunya?”
P :“ ih….. kan dah ku SMS tadi takutnya kamu salahpaham coba geh baca ulang! Maksud P sebenarnya gini … kan P lagi da dikarawaci di rumah teteh dan blon pulang dari kemarin, sementara aku mendapat khabar katanya banyak saudaraku yang ngungsi ”.
G : “ mang …rumah-rumah da yang rusak gitu!”
P : “ ….ada si…. tapi Cuma retak dindng doang!”
G : “ eh…kenapa sich… tadi SMS-nya kaya gitu?”
P : “ kaya gimana…? Aku kan dah jelasin agar kamu baca ulang!”
G : “ iya….ya pi akhirnya itu kenapa kamu bilang pasti ga peduli lagi…?”
P : “ massa 4jjI G …..! aku ga ngrasa nulis kaya gitu! ada juga aku bilang ga khawatir lagi”
G : “ philo…. Aku minta maaf ya kemarin ga ngbalas SMS kamu. Banyak si yang ngucapin selamat juga.”
P : “ ga….pa-pa sich ngapain dibalas juga!”
G : “ kamu marah ya…?”
P : “ ga…..?
G : “ itu dari nadanya!”
P : “ aku ngerti ….ko kenapa kamu ga ngbalas lagi ga da pulsa atau ga kamu lgi malas mijit-2!”
G : “ sebenarnya sich pulsa mah ada …pi ya itu G lagi malas pijit-pijt tombol HP. G juga ngerti perasaan kamu!”
Saat si G berbicara gitu aku sengaja langsung mengalihkan pembicaraan, aku ga mo mengungkit-ngungkit perasaanku lagi.
P : “ G …. Gini…! Novel aku itukan lagi aku ketik trus gimana soal nama-namanya kamu si da aku ubah pi yang lain ga. Klo dibaca teman sekelas aku yakin mereka bisa menebak.”
G : “ terserah philo sich….. itukan karya kamu pi jangan sampai dibaca teman sekelas. kecuali orang yang memang bisa dipercaya! Mang siapa aja teman sekelas yang ditulis?”
P : “ banyaklah….. da si zoe, ajat, andi. Gimana situasi aku bercerita aja!”
G : “ orang yang lagi dekat ma G di catat ga?”
P : “ siapa…?” Sambil mengingat-ngingat siapa kira-kira yang dekat ma si G.
G : “ ups… ga…ding …ga jadi!”
Perbincangan kami malam itu terputus sampai disitu. sampai dua kali si G kehabisan pulsa pertama no’nya sendiri yang kedua pinjem dari temannya. Dia sich suka gitu klo lagi nelpon ga tanggung-tanggung. Kadang suka bikin kupingku panas saking lamanya dia nelpon. Si G pun SMS gini “ sory y pulsa’ny abis lgi, eh kpn2 klo km mo plng blh ga G kut? Aq pnsrn pngn tu mlngping. Klo g blh m ya g pa-pa”. baru aja sorenya aku omongin masalah bawa teman cewek kerumah sama tetehku ini malah ada yang mo. Gimana pikirku. Aku langsung SMS balik “ blh ja si, pi aq tkut G ntar k’cpe’an coz prjlnan jauh bngt, lgian rmh’ku plosok ga pnts tk d’sngghi. Pi klo mang km mo insya4jjI kpn2 kuajak!”.[] kamis 20 juli 06.


NANTIKAN EPISODE SELANJUTNYA………!